Minggu, 17 Februari 2019

Ledakan di saat debat presiden ke 2 di dekat gedung kpu

Diacara debat presiden yang kedua tanggal 17 pebruari 19 di senayan jakarta diadakan nonton bareng oleh KPU RI.
Tepat jam 8 lewat beberapa menit ada ledakan terdengar 2 kali.sumber ledakan berada di area netral di pembatas simpatisan kedua capres.Diarea netral itu ada beberapa gerobak tempat jualan berbagai macam minuman dan makanan.Dari sumber yang dapat di percaya ledakan bersumber dari salah satu gerobak makanan tersebut.Belum jelas motip dan tujuan nya.Pihak kepolisian sampai saat ini masih menyetirilkan lokasi ledakan.
Banyak praduga yang terus berkembang du tengah masyarakat.Praduga praduga yang berkembang menyebar dari bisik bisik sampai ke group gruop WA.
Debat presiden saat ini masih berlangsung.Pihak kepolisian belum mau di kompirmasi tentang sebab sebab ledakan,karena kepolisian masih mengumpulkan alat bukti.
Politikus Hanura Yusdiono,SE mengutuk keras kelompok pengacau keamanan yang berusaha membuat kesruh keamanan Indonesia.Bapak Yusdiono di hubungi melalui WA berharap kepolisian cepat mengusut tuntas sampai dalang dalangnya.Kelompok pengacau keamanan yang selalu membuat ledakan kan sedikit jumplahnya,maka pasti cepat tertangkap mereka.

Kamis, 14 Februari 2019

Banas pati mengamuk

BANAS PATI MENGAMUK.
Kejadian ini cukup meresahkan masyarakat di sekutar lokasi uji nyali di wilayah itu.
Suatu malam ada you tuber datang di suatu tempat yang konon ceritanya sangat angker alias banyak sekali penampakan makluk astral.Malam itu salah satu you tuber melakukan uji nyali sendirian tanpa teman.Pertama datang di vidio itu terlihat pocong mengawasi pergerakan orang yang uji nyali.Selama uji nyali memang terlihat pergerakan kain terbang beberapa kali bahkan kain terbang itu dinamakan kuntilanak.Kain terbang itu dengan berani sekali menyerang orang yang uji nyali.
Selain kain terbang juga banyak sekali suara suara orang menangis bahkan suara orang yang nggereng seperti tidak suka kehadiran manusia.Tapi orang yang uji nyali itu selalu menantang si kunti bahkan banas pati untuk menyerangnya.nah supaya pembaca puas silahkan menonton sendiri bagaimana orang yang uji nyali dan masyarakat sekitar kesurupan bersama             

Minggu, 10 Februari 2019

TULISAN RIZAL MARARANGENG YANG CERDAS TENTANG ROKY GERUNG YANG BOWOISME

Rocky Gerung, Kembang, dan Bowoisme

Dalam setiap pesta demokrasi, selalu ada cerita kembangan yang muncul tak terduga. Ia bukan plot utama, namun menjadi warna tersendiri di sela-sela kompetisi politik yang makin intensif.
Pada siklus pemilu kali ini, bagi sebagian kalangan, Rocky Gerung adalah salah satu cerita kembangan tersebut. Dia bukan kandidat, bukan tim sukses, serta bukan pula politisi partai tertentu.
Tetapi tampaknya panggung bagi Rocky makin melebar, menjadi daya tarik tersendiri, khususnya bagi kaum terdidik di kota-kota besar. Posting-nya di YouTube kini tidak sedikit yang sudah dilihat oleh ratusan ribu, bahkan lebih sejuta orang.
Rocky selalu tampil membawa flagshipakal sehat dan menempatkan dirinya sebagai orang kampus. Tidak jarang, walaupun ia sebenarnya berbicara tentang politik dalam pengertian yang sangat praktis, dengan fasih Rocky selalu berkata bahwa kritik dan penjelasannya adalah kritik akademis. Dibolak-balik, posisi seperti itulah yang menjadi ciri khas dia: akal sehat dan pretensi akademis.
Posisi seperti ini baik dan perlu dalam setiap sistem demokrasi. Namun, khusus bagi Rocky, terutama dalam beberapa saat belakangan ini, posisi dan penjelasannya mulai memperlihatkan sebuah ketegangan dalam dirinya sendiri. Ia kelihatannya semakin condong ke Prabowo dan berbagai uraiannya sudah menjadi semacam mono-kritik terhadap Jokowi.
Dalam sebuah kesempatan, misalnya, sebagaimana yang saya lihat di YouTube minggu lalu, Rocky tampil dalam sebuah acara kampanye pro-Prabowo. Walaupun hal ini sebenarnya sah saja, dan tidak harus berarti bahwa dia kehilangan pijakannya sebagai orang kampus, apa yang dia katakan sudah berbeda.
“Saya akan mengkritik Prabowo 12 menit setelah dia dilantik menjadi presiden (kalau dia menang),” demikian seru Rocky dalam forum yang bersemangat itu.
Seruan ini dia utarakan untuk memberi justifikasi bahwa, dalam forum kampanye tersebut, dia tidak akan mengkritik Prabowo, serta tidak pula menyentuh sedikit pun kelemahan atau kekurangan ide-ide Prabowo sebagai kandidat capres.
Dan sebaliknya, secara implisit, dia membenarkan dirinya untuk terus mengkritik Jokowi, walaupun kritik yang disampaikannya pada forum itu sebenarnya lebih pada isu yang remeh-temeh dan ad hominem, terlalu personal untuk diucapkan oleh seorang akademisi.
Buat saya, cara dan ucapan semacam itu memperlihatkan bahwa makin dekat ke pemilu pada April nanti, Rocky makin menjauh dari Rocky yang semula. Bahkan barangkali dia mulai menjadi paradoks bagi dirinya sendiri.
Kenapa saya berpendapat demikian? Kita kembali pada konsep dasar, yaitu akal sehat (common sense).
Dalam pengertian praktis, konsep ini mengandaikan pertimbangan yang saksama dengan mengandalkan akal-budi (reason), serta penghargaan pada fakta-fakta dalam mencari kebenaran.
Konsep ini tidak ada urusannya dengan posisi politik—penguasa atau oposisi, petahana atau penantang. Kebenaran adalah kebenaran. Penguasa bisa benar bisa salah, demikian pula kaum oposisi dan the challengers of power.
Karena itulah seseorang yang menjadikan akal sehat sebagai konsep perjuangannya akan menimbang-nimbang fakta dan argumen, serta mengarahkan pedangnya kepada semua pihak di ruang publik, tanpa kecuali.
Dengan demikian, bagi saya, kalau setia pada konsep perjuangannya, Rocky seharusnya tidak membedakan Prabowo dan Jokowi, atau berlindung di balik argumen bahwa seorang akademisi harus selalu mengkritik kekuasaan—hal terakhir ini bukanlah sebuah posisi epistemologis, tetapi sebenarnya lebih berhubungan dengan sebuah gejala psikologis yang sering melanda mantan aktivis mahasiswa, yaitu arrested development syndrome.
Sebagai seorang sahabat (full disclosure, saya berkawan dengan Rocky sejak pertengahan 1980-an), saya tentu berharap bahwa Rocky segera kembali ke jalannya semula. Dia memiliki bakat yang baik sebagai seorang pengkritik di luar sistem.
Terus terang, agar berimbang dan tidak melulu mengulas soal Jokowi, saya sangat ingin mendengar bagaimana Rocky menjelaskan atau mengkritik apa yang ingin saya sebut sebagai Bowoisme.
Bowoisme adalah cara berpikir Prabowo dalam memandang situasi Indonesia. Paham ini adalah polesan baru dari paham yang sudah usang, yang banyak diikuti oleh kaum nasionalis dan kaum sosialis pada tahun 1950-an.
Pada intinya, seperti yang selalu diulang-ulang Prabowo, paham ini beranggapan bahwa ekonomi negeri kita didominasi asing, kita dipaksa untuk tergantung pada mereka, kekayaan alam kita “dicuri”, dan karena itu kita tidak kunjung maju, tidak kunjung bisa berswasembada pangan, dan sebagainya.
Di Indonesia, dan di banyak negara berkembang lainnya, paham seperti ini mulai ditinggalkan pada era deregulasi di tahun 1980-an, bahkan oleh Prof. Sumitro Djojohadikusumo sendiri, begawan ekonomi, ayahanda Prabowo.
Pandangan seperti itu dianggap terlalu sempit dalam melihat kenyataan ekonomi modern, serta keliru dalam mencari solusi bagi kemajuan Indonesia. Berbagai negeri yang menganut paham tersebut, secara ekstrem, juga terbukti tumbang dan menjadi negara gagal, seperti Kuba, Korea Utara, dan Myanmar.
Jadi, singkatnya, Bowoisme adalah sebuah paham yang sudah menjadi hantu masa lalu, sebuah paham yang gagal, tetapi kini, oleh Prabowo, berusaha dibangkitkan kembali sebagai esensi pesan kampanye untuk merebut kekuasaan di masa depan.
Saya tidak tahu apakah Prabowo melakukannya karena dia pada dasarnya tidak tahu (dan tidak pernah mau belajar) pemikiran ekonomi yang terus berkembang. Mungkin juga dia sebenarnya hanya mencari tema kampanye, dan dia berpikir bahwa paham itulah yang paling mudah dijual dalam gelora kampanye yang bersemangat?
Kembali ke Rocky Gerung: bagaimana dia menjelaskan semua itu dengan menggunakan akal sehat? Bagaimana ia menimbang nya.
Hal ini adalah salah satu bukti terbaik—sebagai sebuah konsep, ia berlaku universal—untuk mengatakan bahwa ekonomi Indonesia tidak didominasi kekuatan asing. Bagaimana Rocky menimbang fakta ini dan menjelaskan esensi Bowoisme?
Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa dikatakan. Tetapi, kira-kira, penjelasan seperti itulah yang kita tunggu dari Rocky agar ia tetap bisa berkata, and justifiably so, bahwa dia adalah pendekar dengan pedang akal sehat yang bertugas untuk menjaga kejernihan berpikir kita di tengah kampanye pemilu yang hiruk pikuk ini.
Dan kalau Rocky bisa melakukan hal itu, dia akan menjadi kembang yang mempercantik serta memperkaya demokrasi kita. Kalau tidak, barangkali ungkapan dari Texas ini yang harus kita dengar: it’s all hat, but no beef.
Setuju?

Rabu, 06 Februari 2019

EKONOMI INDONESIA NAIK KELAS MENGAPA BANYAK ELIT POLITIK MARAH




Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pendapatan per kapitaatau rata-rata pendapatan orang Indonesia mencapai Rp56 juta atau US$3.927 per tahun. Dengan besaran pendapatan per kapita tersebut, Indonesia berdasarkan kategori Bank Dunia masuk dalam kelompok pendapatan menengah ke atas.

Berdasarkan catatan BPS, pendapatan per orang Indonesia tahun lalu tersebut naik 7,92 persen dari 2017 sebesar Rp51,89 juta atau US$3.876,8 per tahun atau masuk dalam kategori pendapatan menengah bawah.


Saat ini, Bank Dunia membagi negara-negara di dunia dalam empat kelompok pendapatan, yakni kelompok negara berpendapatan rendah dengan pendapatan per kapita per tahun sebesar US$995 ke bawah, negara berpendapatan menengah ke bawah di kisaran US$996-3.895, negara berpendapatan menengah ke atas US$3.896-12.055, dan negara pendapatan tinggi atau maju yakni di atas US$12.056.
Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro sebelumnya menyebut pendapatan per kapita Indonesia per tahunnya bisa menyentuh US$23.199 per tahun atau Rp324,79 juta (asumsi kurs saat ini Rp14 ribu per dolar AS). Proyeksi pendapatan tersebut dibuat berdasarkan skenario agresif. 




"Sekarang kan Indonesia masuk di low middle income (pendapatan menengah ke bawah, nah mungkin 2020 bisa upper middle (menengah ke atas)," tutur Bambang, beberapa waktu lalu.

Selain skenario agresif, Bambang masih memiliki skenario lebih dasar, di mana pendapatan per kapita Indonesia pada 2045 mendatang diramalkan tembus US$19.794 atau Rp277,12 juta per tahun. Skenario dasar tersebut dibuat memperhitungkan rata-rata pertumbuhan ekonomi 5,1 persen per tahun.
 (agi/bir)

Selasa, 05 Februari 2019

PADLI ZON MELECEHKAN ULAMA NU DENGAN PUISI

Puisi Waketum Gerindra Fadli Zon yang berjudul 'Doa yang Tertukar' mengundang beragam reaksi. Khususnya para pendukung Capres Joko Widodo (Jokowi)- Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Isi puisi Fadli dianggap melecehkan Kiai NU Maimun Zubair (Mbah Moen).

Mbah Moen sebelumnya salah sebut nama saat hendak mendoakan Jokowi. Dalam doanya, Mbah Moen malah menyebut nama Prabowo. Namun, Mbah Moen diingatkan oleh Ketum PPP Romahurmuziy (Rommy). Hal ini yang memicu Fadli membuat puisi tersebut.

Baca juga : Kiai Subang Anggap Fadli Zon Tak Beradab kepada Mbah Moen

Juru Bicara Solidaritas Ulama Muda Jokowi (SAMAWI), Nizar Ahmad Saputra menilai, Fadli Zon kerap kali melecehkan kiai dengan statemen maupun puisinya.

"Ini bukan untuk yang pertama kalinya Fadli Zon melecehkan Kiai NU. Sebelumnya Fadli Zon juga sempat melecehkan Kiai Yahya Staquf," ujar Nizar kepada wartawan, Selasa (5/2).

Nizar menilai, sebagai Wakil Ketua DPR, Fadli Zon harusnya menunjukkan sikap hormat kepada kiai dan juga ulama. Kesalahan yang diucapkan Kiai Maimun Zubair saat memanjaatkan doa harusnya tidak perlu dipolitisir atau bahkan ditanggapi dengan puisi nyinyir yang itu berkesan melecehkan seorang ulama.

"Jangan hanya karena Pilpres dan karena berbeda pilihan politik Fadli bisa seenaknya melecehkan ulama dengan statemen-statemennya," ungkapnya.

Baca juga : Geram dengan Ulah Kubu Prabowo, Romy : Katanya Bela Ulama, Kiai Paling Sepuh Pun Kau Nista dengan Aneka Meme dan Cela

Nizar menambahkan, santri-santri NU tidak akan diam jika ada ulamanya dihina atau dilecehkan. Karena bagaimanapun juga, selain sebagai guru dan tauladan kiai adalah simbol kehormatan para 

Oleh karena itu, Nizar meminta kepada Fadli Zon untuk meminta maaf secara langsung dan terbuka kepada Kiai Maimun Zubair atas puisi yang telah dibuatnya dan dianggap melecehkan Kiai.

"Fadli Zon harus meminta maaf secara terbuka kepada Mbah Moen, kalau tidak kami akan menggerakkan santri dari seluruh Indonesia untuk mengepung gedung DPR dan menuntut Fadli Zon meminta maaf," ungkapnya.

Sebelumnya, Fadli membuat puisi atas polemik salah ucap Mbah Moen saat berdoa disamping Jokowi.

DOA YANG DITUKAR

doa sakral
seenaknya kau begal
disulam tambal
tak punya moral
agama diobral

doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar
doa yang ditukar
bukan doa otentik
produk rezim intrik
penuh cara-cara licik
kau penguasa tengik

Ya Allah
dengarlah doa-doa kami
dari hati pasrah berserah
memohon pertolonganMu
kuatkanlah para pejuang istiqomah
di jalan amanah

Fadli Zon, Bogor, 3 Feb 2019