Jumat, 20 April 2018

Buku mbah Sholeh Darat tentang RA Kartini

Fakta Jawaban KH Sholeh Darat atas Kegelisahan Kartini

Fakta Jawaban KH Sholeh Darat atas Kegelisahan Kartini
Abdullah, NU Online | Ahad, 24 April 2016 08:05
Oleh M. Rikza Chamami Kisah tentang bagaimana KH Muhammad Sholeh bin Umar Assamarani (Mbah Sholeh Darat) melukiskan sosok Raden Ajeng Kartini dalam Kitab Tafsir Faidlur Rahmanmasih selalu menjadi pertanyaan. Apakah itu hanya sebuah sejarah lisan yang tidak dapat dibuktikan? Ternyata fakta ini mulai nyata dan dapat dilacak dari karya Mbah Sholeh Darat.
 
Orang seperti Kartini dengan segala kemewahan hidup butuh pencerahan agama. Apalagi keluarga Kartini dikenal sebagai keluarga santri-priyayi yang tekun dalam beragama dan dedikasi kuat dalam menjalankan roda pemerintahan. Itu semua demi rakyat Bumiputra (demikian Kartini selalu menyebut Indonesia dengan istilah Bumiputra).

Alhasil, ketika Kartini belajar al-Qur’an terasa hampa, karena ia hanya belajar mengeja dan membaca. Isi kandungan al-Qur’an tidak dapat diserap. Ia mengibaratkan bahwa belajar al-Qur’an dengan model demikian akan menjadikan orang Islam tidak mengetahui mutiara hikmah al-Qur’an. Ketika ia meminta guru ngajinya mengartikan al-Qur’an justeru Kartini dimarahi. Kartini mulai gelisah dan sangat gelisah.

Ia berontak akan belum sempurnanya Islam yang dipeluknya jika ia belum tahu isi al-Qur’an. Bahasa asing seperti Belanda, Prancis dan Inggris saja ia lahap dengan baik, maka bahasa agamanya, yakni Arab juga ia berusaha pelajari. Namun Kartini tidak menemukan guru bahasa Arab atau guru tafsir. Itulah Kartini, seorang perempuan muda yang tidak kenal lelah belajar bermasyarakat dan beragama.

Maka saat Kartini masih berumur 20 tahun sudah mengungkapkan kegelisahan itu dalam suratnya kepada Stella EH Zeehandelaar tertanggal 6 November 1899: “Al-Qur’an terlalu suci untuk diterjemahkan dalam bahasa apapun juga. Disini orang juga tidak tahu Bahasa Arab. Disini orang diajari membaca al-Qur’an, tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Saya menganggap itu pekerjaan gila; mengajari orang membaca tanpa mengajarkan makna yang dibacanya”.

Begitu dahsyatnya Kartini melakukan kritik kuat terhadap pembelajaran agama di akhir abad 19 itu. Dan itu menjadi bukti bahwa Kartini sangat peduli terhadap kuatnya minat untuk belajar isi agama yang terkandung dalam al-Qur’an. Dan saat itu belum ada tafsir al-Qur’an yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Melayu atau Jawa. Wajar, jika Kartini menjadi penasaran!

Kartini masih melanjutkan kalimat dalam surat itu: “Sama halnya seperti kamu mengajar saya membaca buku bahasa Inggris yang harus hapal seluruhnya, tanpa kamu terangkan maknanya kepada saya. Kalau saya mau mengenal dan memahami agama saya, maka saya harus pergi ke negeri Arab untuk mempelajari bahasanya disana. Walaupun tidak saleh, kan boleh juga jadi orang baik hati. Bukankah demikian Stella?”

Kalimat itu jelas menandakan tak berdayanya seorang Kartini akan bahasa Arab. Ia dibuat pusing oleh bahasa Arab dan dibuat penasaran oleh agamanya yang berbahasa Arab. Maka ia rindu dengan negeri Arab untuk belajar kesana. Dan itu sangat tidak mungkin, sebab harapannya ke Belanda yang ia kuasai bahasanya saja gagal dan digantikan Agus Salim. Maka ia menanti kehadiran orang Jawa yang pernah di negeri Arab agar bisa menjelaskan isi al-Qur’an.

Siapakah dia? Mbah Sholeh Daratlah yang mampu membuka wawasan Islam Kartini. Al-Qur’an yang demikian suci dibuka maknanya sehingga Kartini memahaminya. Mengenai waktu kapan Kartini bertemu Mbah Sholeh Darat, penulis lebih sepakat memilih pertemuan itu sudah jauh hari sebelum 1901 (dua tahun pernikahan Kartini). Sebagaimana pendapat Moesa Mahfudz yang dikutip Abdullah Salim bahwa pertemuan Kartini itu diperkirakan 1901. Tapi kemungkinan besar itu pertemuan yang kesekian kalinya.

Sebab surat Kartini di usianya 20 tahun (1899) sudah paham tentang ajaran al-Qur’an dengan tidak bolehnya orang Belanda menyalahkan ayahnya yang melakukan poligami. Bahkan Kartini mengutip ajaran Islam tidak melarang beristri empat. Ini menunjukkan sebelum surat itu ditulis, Kartini sudah pernah belajar tentang kandungan al-Qur’an surat an-Nisa ayat 3: “...Fankihu ma thaba lakum minan nisa’ matsna watsulatsa wa ruba’...; Maka nikahilah wanita-wanita yang kamu senangi, dua, tiga atau empat”.

Tafsir Faidlur Rahman fi Tarjamati Tafsir Kalam Malikid Dayyan jilid satu itu ditulis selama sebelas bulan oleh Mbah Sholeh Darat (20 Rajab 1309 H/19 Februari 1892 sampai 19 Jumadal Ula 1310 H/9 Desember 1892 M). Jilid pertama ini berjumlah 503 halaman dengan bahasan surat al-Fatihah dan surat al-Baqarah. Kemudian kitab tafsir itu dicetak oleh percetakan HM Amin Singapura pada 27 Rabiul Akhir 1311 H/7 November 1893. Oleh Amirul Ulum ditegaskan bahwa pertemuan Kartini dan Mbah Sholeh Darat sudah pernah dilakukan sebelum 1892, tepat sebelum Kartini dipingit.

Seorang suami dari buyut Mbah Sholeh Darat bernama Agus Tiyanto (sering menyebut namanya Abu Malikus Salih Dzahir) menjelaskan bahwa sumber data Kartini pernah nyantri dengan Mbah Sholeh Darat ini awalnya ditemukan oleh Moesa Machfudz (dosen sejarah UGM) berdasarkan catatan pribadi murid Kyai Sholeh Darat yaitu KH. Ma'shum Demak. Dan itu dimuat dalam Majalah Gema Yogyakarta Nomor 3 tahun 1978.

Adapun tokoh-tokoh generasi awalyang melacak dan meneliti riwayat Mbah Soleh Darat pertama adalah HM. Ali Cholil (cucu Kyai Soleh Darat), kemudian dilanjutkan Abdullah Salim (Universitas Sultan Agung), Danuwiyoto (Dosen IAIN Sunan Kalijogo) dan Muchoyyar (IAIN Walisongo). Yang menulis buku tentang Mbah Sholeh Darat pertama adalah Abdullah Salim dalam tulisan Arab Pegon dan dilanjutkan Agus Tiyanto dengan kemudian adanya revisi tambahan dan editing dari Muhammad Ikhwan.

Agus Tiyanto menambahkan  bahwa yang menarik dari RA Kartini adalah tiga hal: Pertama, Kartini telah mendapat pencerahan (ilmu hikmah) dalam memahami ilmu agama berkat bimbingan seorang ulama (kyai). Kedua, Kartini yang dinyatakan pejuang sejati kesetaraan gender, tetapi pada akhirnya menerima juga ketika suaminya berpoligami. Disitulah rahasia kuat Kartini. Dan ketiga, Kartini adalah generasi pejuang yang lahir dengan garis ayah dari kaum ningrat (terikat dengan adat budaya Jawa) dan dari garis Ibu yang dari ulama-ulama dalam tradisi kaum santri.

Yang perlu dibuka dan dikaji kali ini adalah bagaimana Mbah Sholeh Darat menyinggung atau mengisyaratkan seorang Kartini sebagai seorang muridnya? Apakah ada cacatan tentang itu? Coba kita simak pembukaan Kitab Tafsir Faudlur Rahma karya Mbah Sholeh Darat dalam bahasa Jawa dan ditulis dengan pegon ini:

Alhamdulillah amarana fi amrin hakim, wa nahana ‘anit ta’jil fi amrit ta’lim. Wassalatu wassalamu ‘ala syafi’il anam, sayyidina Muhammadin wa ‘ala ‘alihi washahbihi hidayatal ummah wal malikik ‘allam. Amma ba’du. Mekaten nyuwun marang Syaikhana mu’allif iki tafsir setengahe ikhwan kita fiddin kang supoyo iki tafsir kasebaro luwih disik senadyan mung sak surat, sebab kerono yakine hajate ba’dlul ikhwan mahu lan liyan-liyane hajat ngaweruhi iki tafsir. Maka ora kerso Syaikhana nuruti penuwune ba’dlul ikhwan mahu sebab mengkono iku ora muwafiq karo ‘azate ulama’ yang mutaqaddimin. Jalaran ulama mutaqaddimin iku ora kerso nyebar karangane yen durung rampung sarto piyambake taseh jumeneng. Sak wuse semunu saking bangete kajenge karepe kang nyuwun mahu, maka nuli istakharah Syaikhana nyuwun idzin apa kalilan disebar disik opo ora. Maka nuli diparingi isyarati idzin nyebarake tafsir marang wong akeh. Mulane iki juz awal disebar luwih disik sedurunge rampung liya-liyane. Mugo-mugo kang keri bisoho rampung. Kejobo soko iku iki ta’jil iku ora klebu hadits: “Al’ajalah minasy syaithan” alhadits. Sanadyan nulaya tatapan karo ‘adate ulama mutaqaddimin kerono wus ono idzin mahu kerono hikmah ing njeruni iki ta’jil. Iyo iku inggal-inggal weruhe muslimin kang raghibe yang ora jahade mung ilmune hikmah kang kasebut ono ing iki tafsir mugo-mugo iki ta’jil kalebu ta’jil sababi. Lamun ora dita’jil maka yekti suwe ora weruhe wong akeh mung ilmune hikmah lan asrar kang kasebut ana ing iki tafsir ing hale sak iki kito kabeh wus kewajibane ngaweruhi ilmune hikmah “lan asrore Qur’an”. Iyo bener wus tafsir olehe mahami tafsir liyane iki jalaran tembung Arab serto maneh lamuno olehe nyebar iki tafsir iki ngenteni rampung kabeh, maka yekni isih luas banget lan durung karuwan menangi rampung jalaran umur kito durung karuan menangi rampunge soko rampunge kabeh. Dadi kito mati sakdurunge weruh isine tafsir iki. Mugo-mugo kito keparingan weruh isine kabeh sarto amal alhashil ta’jil iki iku ora haram, ora mekruh, ora khilaful aula malah luwih becik lan luwih agung fadlilahe. Sebab kerono gegawe wasilah marang barang kang luweh gede  iyo iku weruhe wong akih marang ilmu lan hikmah lan asrar. Ing hale asrar iku asrare Ratu kang agung lan maneh iki ta’jil iku ta’jil ata wal hikam”.

Kalimat pembuka ini menjadi fakta tekstual dari Mbah Sholeh Darat terhadap kegelisahan Kartini dalam hal memahami rahasia al-Qur’an. Mbah Sholeh Darat menegaskan bahwa permintaan untuk menerbitkan bagian dari seluruh tafsir ini permintaan sebagian teman-temannya. Bukan hanya itu, tapi ditegaskan ikhwan kito fiddin (teman yang seagama). Ini menegaskan bahwa permintaan itu bukan dari Belanda yang beda agama. Dan Mbah Sholeh Darat sadar, bahwa tradisi ulama pendahulu itu kalau membuat karya tidak akan dipublikasikan sebelum selesai. Maka langkah spiritual dilakukan dengan istikharah dan isyaratnya boleh mempercepat penyebaran tafsir itu.

Alasan kuat yang menjadikan percepatan penerbitan tafsir itu adalah karena umat sudah sangat membutuhkan. Sedangkan sebagian besar orang Jawa tidak bisa berbahasa Arab. Ungkapan ini sama dengan ungkapan Kartini dalam surat pada Stella. Jadi sangat wajar kalau dialektika karya Kartini direspon cepat oleh Mbah Sholeh Darat. Dan ada yang luar biasa dari ungkapan Mbah Sholeh Darat dalam mengukur usianya. Seakan sudah ada tanda bahwa beliau akan berpamitan pada umat, maka tafsir yang jilid pertama dipercepat.

Sudah tidak ada yang bisa meragukan lagi pertemuan Kartini dengan Mbah Sholeh Darat dalam konteks masa hidup dan karya-karyanya. Ini seakan menjadi bukti nyata “dialog” antara dua tokoh dalam goresan tintanya masing-masing. Kartini melukiskan dalam surat-suratnya. Dan Mbah Sholeh Darat menulis dalammuqaddimah/pembukaan kitab tafsirnya. Apalagi Mbah Sholeh menuliskan kata “Ratu” dalam pembukaan tafsirnya. Kata “Ratu” itu bisa memaksudkan bahwa yang dimaksudkan dua hal: Allah atau “Ratu” itu adalah pemerintah dan keluarga (termasuk Kartini).

Maka KH Dr Imam Taufiq MAg, ahli tafsir UIN Walisongo yang juga Pengasuh Pondok Pesatren Darul Falah Besongo Semarang menyebutkan tegas saat menyampaikan Kajian Tafsir Faidlurrahman di Masjid Agung Kauman Semarang (17 April 2016): “Tradisi penerbitan ulama klasik tidak menyebarkan karangan sebelum selesai. Percepatan penerbitan karena tingginya permintaan dan kebutuhan tafsir al-Qur’an dengan bahasa lokal. Dan desakan Kartini atas penerbitan tafsir lokal kepada KH Sholeh Darat dalam pengajian pamannya, Bupati Demak Ario Hadiningrat”.

Inilah salah satu fakta yang terungkap dari karya Mbah Sholeh Darat yang menegaskan bahwa salah satu yang meminta Mbah Sholeh Darat membuat tafsir berbahasa Jawa adalah Kartini. Dan Kartini juga terpengaruh dengan isi rahasia al-Qur’an yang ditulis oleh Mbah Sholeh Darat. Sehingga Kartini menjadi orang yang berjiwa santriwati dengan status sosialnya sebagai keluarga ningrat (pejabat negara).

Masih ada lagi kisah menarik tentang kisah Kartini dan Mbah Sholeh Darat. Bagaimana Mbah Sholeh Darat menyadari bahwa Kartini akan menikah dini? Dan bagaimana Mbah Sholeh tahu bahwa dirinya akan wafat dalam waktu selesainya menghadiahkan Kitab Tafsir pada Kartini? Nantikan kisah berikutnya.

Bersambung...

Kamis, 19 April 2018

surve jokowidodo 2 x lipat PS

Survei terbaru jokowidodo tertinggi.
surve terbaru yang di keluarkan oleh lembaga surve untuk jokowidodo terus mengalami kenaikan sedangkan rekan rekannya sesama capres mengalami kemunduran yang semakin jauh.
ini data hasil rilis terbaru lembaga surve
Share  Tweet  Share  Share

Selasa, 17 April 2018

Menyiram Air dan karangan bunga di kuburan

Menyiram Air dan Karangan Bunga di Kuburan

Menyiram Air dan Karangan Bunga di Kuburan
Ulil, NU Online | Kamis, 13 September 2012 17:38
Banyak sekali ragam tradisi yang berhubungan dengan ziarah kubur. Mulai dari mengaji al-Qur’an, tahlil, yasinan hingga menyirami pusara dengan air. Tentang dasar hukum berbagai tradisi tersebut telah sering disebutkan dalam rubrik ubudiyah. Kali ini redaksi akan menerangkan dasar hukum menyiram kuburan dengan air dingin atupun air wewangian.Imam Nawawi al-Bantani dalam Nihayatuz Zain menerangkan bahwa hukum menyiram kuburan dengan air dingin adalah sunnah. Tindakan ini merupakan sebuah pengharapan –tafaul- agar kondisi mereka yang dalam kuburan tetap dingin.
وَيُنْدَبُ رَشُّ الْقَبْرِ بِمَاءٍ باَرِدٍ تَفاَؤُلاً بِبُرُوْدَةِ الْمَضْجِعِ وَلاَ بَأْسَ بِقَلِيْلٍ مِنْ مَّاءِ الْوَرْدِ ِلأَنَّ الْمَلاَ ئِكَةَ تُحِبُّ الرَّائِحَةَ الطِّيْبِ (نهاية الزين 154)
Disunnahkan untuk menyirami kuburan dengan air yang dingin. Perbuatan ini dilakukan sebagai pengharapan dengan dinginnya tempat kembali (kuburan) dan juga tidak apa-apa menyiram kuburan dengan air mawar meskipun sedikit, karena malaikat senang pada aroma yang harum. 
Begitu pula yang termaktub dalam al-Bajuri
...ويندب أن يرش القبر بماء والأولى أن يكون طاهرا باردا لأنه صلى الله عليه وسلم فعله بقبرولده إبراهم وخرج بالماء ماء الورد فيكره الرش به لأنه إضاعة مال لغرض حصول رائحته فلاينافى أن إضاعة المال حرام وقال السبكى لا بأس باليسير منه إن قصد به حضور الملائكة فإنها تحب الرائحة الطيبة...
Disunnahkan menyiram kubur dengan air, terutama air dingin sebagaimana pernah dilakukan rasulullah saw terhadap pusara anyaknya, Ibrahim. Hanya saja hukumnya menjadi makruh apabila menyiraminya menggunakan air mawar dengan alasan menyia-nyiakan (barang berharga). Meski demikian menurut Imam Subuki tidak mengapa kalau memang penyiraman air mawar itu mengharapkan kehadiran malaikat yang menyukai bau wangi.
Hal ini sebenarnya pernah pula dilakukan oleh Rasulullah saw
” أن النبي ( صلى الله عليه وسلم ) رش على قبر ابراهيم ابنه ووضع عليه حصباء ”
Artinya: “Sesungguhnya Nabi Muhammad ShallaAllahu alaihi wa sallam menyiram [air] di atas kubur Ibrahim, anaknya dan meletakkan kerikil diatasnya.”
Begitu juga dengan meletakkan karangan bunga ataupun bunga telaseh yang biasanya diletakkan di atas pusara ketika menjelang lebaran. Hal ini dilakukan dalam rangka Itba’ sunnah Rasulullah saw. sebagaimana diterangkan dalam hadits 
حَدثَناَ يَحْيَ : حَدَثَناَ أَبُوْ مُعَاوِيَةَ عَنِ الأعمش عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ طاووس عن ابن عباس رضي الله عنهما عَنِ النَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ مَرَّ بِقَبْرَيْنِ يُعَذِّباَنِ فَقاَلَ: إِنَّهُمَا لَـيُعَذِّباَنِ وَماَ يُعَذِّباَنِ فِيْ كَبِيْرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ البَوْلِِ وَأَمَّا اْلآخَرُ فَكَانَ يَمْشِيْ باِلنَّمِيْمَةِ . ثُمَّ أَخُذِ جَرِيْدَةً رَطْبَةً فَشْقِهَا بِنَصْفَيْنِ، ثُمَّ غُرِزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةٍ، فَقَالُوْا: ياَ رَسُوْلَ اللهِ لِمَ صَنَعْتَ هٰذَا ؟ فقاَلَ: ( لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَالَمْ يَيْـبِسَا)
Dari Ibnu Umar ia berkata; Suatu ketika Nabi melewati sebuah kebun di Makkah dan Madinah lalu Nabi mendengar suara dua orang yang sedang disiksa di dalam kuburnya. Nabi bersabda kepada para sahabat “Kedua orang (yang ada dalam kubur ini) sedang disiksa. Yang satu disiksa karena tidak memakai penutup ketika kencing sedang yang lainnya lagi karena sering mengadu domba”. Kemudian Rasulullah menyuruh sahabat untuk mengambil pelepah kurma, kemudian membelahnya menjadi dua bagian dan meletakkannya pada masing-masing kuburan tersebut. Para sahabat lalu bertanya, kenapa engkau melakukan hal ini ya Rasul?. Rasulullah menjawab: Semoga Allah meringankan siksa kedua orang tersebut selama dua pelepah kurma ini belum kering. (Sahih al-Bukhari, [1361])
Lebih ditegaskan lagi dalam I’anah al-Thalibin;
يُسَنُّ وَضْعُ جَرِيْدَةٍ خَضْرَاءَ عَلَى الْقَبْرِ لِلْإ تِّباَعِ وَلِأَنَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُ بِبَرَكَةِ تَسْبِيْحِهَا وَقيِْسَ بِهَا مَا اعْتِيْدَ مِنْ طَرْحِ نَحْوِ الرَّيْحَانِ الرَّطْبِ
Disunnahkan meletakkan pelepah kurma yang masih hijau di atas kuburan, karena hal ini adalah sunnah Nabi Muhammad Saw. dan dapat meringankan beban si mayat karena barokahnya bacaan tasbihnya bunga yang ditaburkan dan hal ini disamakan dengan sebagaimana adat kebiasaan, yaitu menaburi bunga yang harum dan basah atau yang masih segar.
Redaktur: Ulil Hadrawy

hukum mengubur mayat yang ada airnya

Aturan Fiqih ketika Galian Kuburan Mengeluarkan Air



Ilustrasi (Youtube)

Khoiron, NU Online | Senin, 26 Februari 2018 18:00

Di antara kewajiban umat Islam terhadap jenazah saudaranya adalah menguburnya. Ini merupakan fardhu kifayah terakhir setelah memandikan, mengafani, dan menshalati. Mengabaikannya sama sekali berakibat dosa kepada umat Islam secara general. Tapi kewajiban tersebut otomatis gugur saat ada sebagaian dari mereka yang sudah menunaikannya.


Dalam prosesnya, kadang kita menemukan fakta tanah yang bakal menjadi tempat dikebumikannya jenazah memiliki kandungan air yang melimpah. Galian tanah mengeluarkan air sehingga dipastikan jenazah akan basah kuyup saat dimasukkan ke liang lahat. Dalam kondisi seperti ini bagaimana seharusnya kita bersikap?


Bila kita tetap dengan sengaja memakamkan jenazah ke dalam kuburan yang mengeluarkan air tersebut maka tindakan kita masuk kategori penghinaan terhadap orang mati, sebagaimana diputuskan dalam Muktamar Ke-4 Nahdlatul Ulama pada 19 September 1929.


Manusia adalah makhluk mulia dan dimuliakan dalam Islam, termasuk ketika ia meninggal dunia. Karena itu jenazah tidak boleh disakiti, termasuk sengaja menenggelamkannya di tanah lumpur penuh air. Sehingga, bila memungkinkan, kita dianjurkan untuk berpindah ke lahan lain yang lebih padat dan tak berair.


Lalu, bagaimana bila memakamkannya dengan menggunakan peti untuk melindunginya dari air?


Pada dasarnya hukum mengebumikan mayat dengan peti adalah makruh, menurut mayoritas ulama. Namun, dalam kondisi seperti dijelaskan di atas status itu berubah menjadi boleh, bahkan dalam situasi tertentu meningkat menjadi wajib demi kemaslahatan jenazah.


Ibn Hajar al-Haitami dalam Tuhfah al-Muhtâjmenjelaskan:


 (يُكْرَهُ دَفْنُهُ فِي التَّابُوْتِ) إِجْمَاعًا لِأَنَّهُ بِدْعَةٌ (إِلاَّ لِعُذْرٍ) كَكَوْنِ الدَّفْنِ فِيْ أَرْضٍ نَدِيَةٍ بِتَخْفِيْفِ التَّحْتِيَّةِ أَوْ رَخْوَةٍ بِكَسْرِ أَوَّلِهِ أَوْ فَتْحِهِ أَوْ بِهَا سَبُعٌ تَحْفُرُ أَرْضَهَا وَاِنْ أُحْكِمَتْ أَوْ تَهَرَّى بِحَيْثُ لاَ يَضْبِطُهُ إِلاَّ التَّابُوْتُ أَوْ كَانَ اِمْرَأَةً لاَ مَحْرَمَ لَهَا فَلاَ يُكْرَهُ لِلْمَصْلَحَةِ بَلْ لاَ يَبْعُدُ وُجُوْبُهُ فِيْ مَسْأَلَةِ السِّبَاعِ اِنْ غَلَبَ وُجُوْدُهَا وَمَسْأَلَةِ التَّهَرِّيْ


Artinya: “Sesuai kesepakatan ulama, dimakruhkan mengubur jenazah dalam peti, karena termasuk bid’ah, kecuali kalau ada uzur, seperti di tanah yang lembab atau gembur berair atau adanya binatang buas yang akan menggalinya walaupun sudah padat yang sekiranya tidak akan bisa terlindungi kecuali dengan dimasukkan dalam peti, atau jenazah wanita yang tidak punya mahram. Dalam hal ini status hukum peti tidak lagi makruh karena alasan kemaslahatan, bahkan bila diperkirakan adanya binatang buas, maka hukumnya menjadi wajib.” (Ibn Hajar al-Haitami, Tuhfah al-Muhtâj, [Mesir: Musthafa Muhammad, t. th.], Jilid III, h. 194)


Keterangan yang mirip juga tertuang dalam kitab I‘ânah al-Thâlibîn:


وَكُرِهَ صُنْدُوْقٌ إِلاَّ لِنَحْوِ نَدَاوَةٍ فَيَجِبُهُ


Artinya: “Dimakruhkan mempergunakan peti mati kecuali semisal berada di tanah yang lembab berair, maka hukumnya wajib.” (Al-Bakri Muhammad Syatha al-Dimyathi, I’ânah al-Thâlibin, [Semarang: Thaha Putra, t.th.] Jilid II, h. 117)


Dari keterangan di atas, status hukum penggunaan peti untuk jenazah berubah-ubah berkaitan dengan situasi yang meliputi jenazah. Untuk menjamin kehormatan dan keselamatan jenazah, penggunaan peti justru dianjurkan hingga level wajib. Wallahu a’lam. (Mahbib)

hukum memakai baju saat takziah

Makruh Berbusana Hitam ketika Melayat

Makruh Berbusana Hitam ketika Melayat
ilustrasi (ist)
Ulil, NU Online | Kamis, 20 September 2012 16:00
Tidak semua tradisi sejalan dengan tuntunan syariah. Hal ini bisa karena keberadaan tradisi yang mendahului syari’ah dan belum ada usaha pelurusan terhadapnya, seperti tradisi tumbal dan sesajen. Atau bisa juga tradisi tidak sejalan dengan syariah karena kehadirannya sebagai entitas baru hasil dari keterpengaruhan berbagai kebudayaan seperti halnya kebiasaan berbaju hitam ketika bertakziyah.
Kebanyakan masyarakat kota selalu menggunakan busana hitam ketika melayat sanak saudara yang terkena musibah. Hal ini mereka lakukan dengan tujuan menunjukkan rasa belasungkawa. Warna hitam dalam konteks kematian bermakna kesusahan. Hanya saja disayangkan pemahaman ini seolah berubah menjadi sebuah aturan tak tertulis bahwa barang siapa bertakziyah harus memakai busana serba hitam. Padahal yang demikian ini kurang sesuai dengan tuntunan syariah.
Dalam syariah wacana mengenai belasungkawa bagi keluarga yang ditinggal mati disebut dengan istilah hidad. yaitu batasan-batasan tertentu yang harus dipatuhi oleh mereka yang ditinggal mati sebagai tanda berduka. Di antaranya adalah tata cara berbusana bagi mereka yang ditinggalkan baik keluarga atupun kerabat dekat yang bertaziyah.
Mengenai busana warna hitam yang sering dipakai oleh seseorang ketika melayat sebenarnya telah diatur dalam Islam. Menggunakan warna hitam untuk menunjukkan belasungkawa hanya boleh dilakukan oleh suami atau istri yang ditinggal mati. 
Sedangkan untuk orang lain, meskipun keluarga hukumnya makruh tahrim, bahkan sebagian ulama mengatakan haram. Dengan alasan dikhawatirkan penggunaan baju hitam itu menunjukkan seseorang tidak ridha dengan kematiannya yang sama juga maknanya dengan tidak menerima keputusan Allah. Atau bisa jadi warna hitam malah menunjukkan kemewahan tersendiri, sehingga memakai gaun hitam tidak untuk berbela sungkawa namun untuk berhias diri (mungkin karena mahalnya gaun hitam, atau hitam telah menjadi tren tersendiri).
Dengan demikian, sebenarnya hukum memakai gaun hitam ketika bertakziyah dikembalikan kepada niat pemakainya. Sejauh tidak diniatkan untuk menunjukkan kemewahan atau ketidak-ridhaan takdir Tuhan, maka hukumnya boleh-boleh saja.
Dan begitu juga sebliknya, yang terpenting adalah tidak menganggap bahwa pakaian hitam sebuah kewajiban orang bertakziyah. Dan boleh saja menggunakan baju berwarna selain hitam untuk takziyah selama niatnya benar. Begitu keterangan dari al-Mausu’ah alfiqhiyyah juz 21:
لبس السواد فى الحداد اتفق الفقهاء على انه يجوز للمتوفى عنها زوجـها لبس السواد من الثياب... ومنع الحنفية لبس السواد فى الحداد على غير الزوج وقال المالكية ان المحد يجوز لها ان تلبس الأسود الا اذا كانت ناصعة البياض او كان الاسود زينة قومـها وقال القليوبي من الشافعية اذا كان الاسود عادة قومـها فى التزين به حرم لبسه ونقل النووي عن الماوردي انه اورد فى "الحاوى" وجـها يلزمـها السواد فى الحداد. لبس السواد فى التعزية : اتفق الفقهاء على ان تسويد الوجه حزنا على الميت من أهله او من المعزين لايجوز لما فيه من اظهار للجزع وعدم الرضا بقضاء الله وعلى السخط من فعله مما ورد النهي عنه فى الاحاديث وتسويد الثياب للتعزية مكروه للرجال ولابأس به للنساء اماصبغ الثياب أسود أو أكهب تأسفا على الميت فلايجوز عاى التفصيل السابق
Ulama bersepakat untuk memperbolehkan istri yang ditinggal mati memakai busana hitam dalam kontkeks ihdad (batasan bagi istri yang ditinggal mati suami)… ulama madzhab Hanafi melarang pakaian hitam selain suami/istri yang ditinggal mati. Begitu juga ulama madzhab Maliki yang memperbolehkan busana hitam bagi istri kecuali jika hitam itu dianggap mewah bagi masyarakat setempat. Adapun Imam qulyubi seorang ulama madzhab Syafi’I mengharamkan busana hitam (bagi istri yang ditinggal mati suami) apabila warna hitam dianggap mewah. Menurut Imam Nawawi seperti yang dinukil dari Imam Mawardi dalam kitab ‘Al-Hawi’ tentang pendapat mengenai pakaian hitam dalam kontek ihdad berkata: berbusana hitam ketika takziyah apabila ditujukan sebagai tanda belasungkawa bagi petakziyah tidak diperbolehkan apabila terbersit niat penentangan atas taqir Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal itu merupakan sesuatu yang buruk dan dibenci, seperti yang termaktub dalam sebuah hadits Nabi. Dan memakain hitam bagi seorang laki-laki dalam takziyah hukumnya makruh. 
Redaktur: Ulil Hadrawy

Baca Juga

Minggu, 15 April 2018

mengartikan alasan elit PAN tentang kritikan atas pernyataan Amin Raiz

ada yang berkata ada partai Allah dan partai setan
saya berusaha menterjemahkan apa arti partai dan apa arti kelompok.Setelah dikritik ramai ramai oleh tokoh tokoh partai maka jawaban elit partai AR partai di samakan dengan golongan.saya akhirnya ingin memahami golongan dan partai berdasarkan kamus bahasa indonesia
partai/par·tai/ n 1 perkumpulan (segolongan orang) yang seasas, sehaluan, dan setujuan (terutama di bidang politik); 2 penggolongan pemain dalam bulu tangkis dan sebagainya: -- ganda; -- tunggal; 3 kumpulan barang dagangan yang tidak tentu banyaknya: dijual satu -- kain sarung; kita boleh membeli -- besar atau -- kecil;
-- ganda penggolongan pemain dalam olahraga (bulu tangkis, tenis) yang dimainkan secara dua lawan dua;
-- gurem partai kecil;
-- hegemonik partai yang kekuasaannya dapat mempengaruhi partai lain karena kemayoritasannya;
-- kader struktur kepartaian yang dimonopoli oleh sekelompok anggota partai yang terkemuka;
-- kanan partai yang berhaluan sedang, tidak agresif, atau keras (umumnya berdasar asas keagamaan, kebangsaan, atau tradisi yang sudah mapan);
-- kiri partai yang berhaluan sosialisme keras;
-- massa partai politik yang mengutamakan kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah anggota;
-- oposisi partai politik yang tidak ikut serta dalam kabinet;
-- pemerintah partai politik yang mendukung pemerintah yang sedang berkuasa;
-- politik perkumpulan yang didirikan untuk mewujudkan ideologi politik tertentu;
-- revolusioner partai yang bertujuan meruntuhkan atau merombak sistem politik yang ada;
-- tunggal 1 partai satu-satunya yang hidup dan direstui oleh negara, misalnya Partai Komunis di Republik Rakyat Cina (RRC); 2 penggolongan pemain dalam olahraga (bulu tangkis, tenis) yang dimainkan oleh satu lawan satu;

berpartai/ber·par·tai/ v menjadi pengikut (anggota) salah satu partai politik;

kepartaian/ke·par·tai·an/ n perihal (tentang) partai
sedang golongan
golong1/go·long/ v, bergolong-golong/ber·go·long-go·long/ v berpuak-puak; berkelompok-kelompok: Kami jadikan manusia itu ~;

menggolong/meng·go·long/ v menjadi kelompok-kelompok;

menggolongkan/meng·go·long·kan/ v 1 membagi-bagi atas beberapa golongan; 2 memasukkan ke dalam golongan: mereka ~ beliau sebagai seorang ulama besar pada zamannya;

tergolong/ter·go·long/ v termasuk (dalam golongan, kelompok); masuk dalam bilangan: ia ~ anak cerdas;
kedua kata kata itu ternyata jauh dari sama artinya,pembelaan dari elit politik itu ternyata hanya sebuah alasan yang dibuat buat dan di hubung hubungkan sendiri seolah olah maksudnya seperti itu.Rakyat indonesia sudah melek hurup,melek pendidikan bahkan melek dunia ilmu teknologi impformasi,sehingga bila ada orang yang hanya asal bicara dengan tujuan untuk memdiskriditkan orang,golongan atau kelompok yang tidak sepaham dengannya masyarakat akan cepat mengerti tujuan sebenarnya apa.sehingga bila semakin ngeles maka akan semakin terpojok dan semakin terjepit oleh banyak orang yang menyangkalnya.saran saya berbuat bijak dan santun dalam bertutur sapa lebih banyak pahalanya dari pada dosa yang di tebarnya.

Sabtu, 14 April 2018

jokowi di fitnah lagi

Link postingan:
https://www.facebook.com/fandy.farah/posts/10204345372151528
dan
https://www.facebook.com/SahabatWeka/videos/167853187251329/

Wahai kaum bani Fiksi....!!
Selama ada mak lamtur yang ketje membahenol sejagat rayaaa, jangan harap kamyu2 bisa bernapas lega untuk membuat fitnah2 kejam...

Hey kamu yang punya akun buka mata! Kalo kurang jelas pake kaca mata, kurang jelas lagi pake teleskop mikroskop ato kaca mata dada nenek lo yg warna pink!

Kamu tahu gak itu kamu sekrinsut Perusahaan apa?
Punya siapa?
mangkanya kamu itu jangan banyakin bacot, kuota dibanyakin, gugling  dulu itu perusahaan latar belakangnya gimana?

Nih mak kasih tahu, sekalian mak kasih link komplit biar napsu mu terpuaskan dan mencapai klimak!

Itu kamu sekrinsut kan perusahaan namanya:
PT. Transon Bumindo Resources (TBR)
✍️Tau gak berdirinya kapan? Tahun 2013
Ini link nya:
http://www.qdhengshun.com/en/About/History/index.html?WebShieldSessionVerify=prxNSY9aN3iOI0xfpmnh

✍️Tau gak kapan mulai buka usaha di Indonesia tepatnya di Sulawesi di video yang kamu posting itu?
Tahun 2014 SEBELUM JOKOWI JADI PRESIDEN.....Guwoooooblokkkkkkkk!

Ini link nya BACA pake kaca mata dada nenek lo yg warna Pink, Guwooblok!
http://newsmetropol.com/pt-transon-investasi-smelter-mineral-di-indonesia/

Dibaca disitu artikel Dec 2014, didalamnya menulis kalau sedang pembebasan lahan sudah selama 4 bulan lebih.
belum lagi urus perijinan dll, Sementara Jokowi dilantik tgl 20 Oktober 2014.

tahu gak sekarang kalo kamu guwoblok!!

✍️Nih mak tambahin lagi biar tahu kamu itu paling guwoblok, itu link diatas, lu buka dilihat baek2 namanya, lihat baek2 komuknya siapa?
Nih mak tulis namanya:
Ilham Ilyas, SH, MM itu dia  Kuasa Direksi PT TBR
.
Lu inget baek2 namanya, Ilham Ilyas, SH, MM. 

✍️Trus siapa Ilham Ilyas?
Orang penting itu nyarinya gampang di gugel.

Noh pelototin, kalo perlu mripatmu diwolak walik ben mantep😤
kurang mantep, lambene diwolak walik, lambe duwur mengisor, lambe ngisor menduwur...ben ngerti kowe, mbok opo2 ojok diwolak walik.

Kowe ngerrti Ilham Ilyas ki sopo?
Link biar jelas:
1. 5 Cerita keanehan Ilham Ilyas si pengusung Prabowo–JK
https://www.merdeka.com/peristiwa/5-cerita-keanehan-ilham-ilyas-si-pengusung-prabowondashjk/mimpi-ketemu-soekarno.html

2. Dianggap istrinya gila, Ilyas yakin Prabowo jadi presiden ke-7
https://www.merdeka.com/politik/dianggap-istrinya-gila-ilyas-yakin-prabowo-jadi-presiden-ke-7.html

Link di Youtube https://www.youtube.com/watch?v=iNe1CEWXqpY

3. Tommy Soeharto disebut penopang Dana Makar, Ilham Ilyas, Minta Masyarakat Jangan Terpancing
http://www.suara-hatirakyatindonesia.com/2016/12/tommy-soeharto-disebut-penopang-dana.html

4. Tommy Soeharto dan Ilham Ilyas Donor Darah di Museum PETA
http://newsmetropol.com/tommy-soeharto-dan-ilham-ilyas-donor-darah-di-musium-peta/

Jadi kelen pikir apa?
Lucu kan?
Video ini soal TKA Asing diviralkan pake bawa2 batu dan hujan, itu kalo batu  bisa mlaku, kowe wes ditimpuki uteke, ngerti!!😤

katanya, isunya ini ulah Jokowi padahal PT TBR ini sudah di Indonesia sejak sebelum Jokowi dilantik dan itu pun kuasa hukumnya sohib dekat Tommy Soeharto dan juga pendukung prabowo-hatta.

So..ada apa dengan mu?
mau lempar batu sembunyi tangan?

Gak bisa, selama ada mak lamtur jangan harap berhasil.

Jelas kamu!!

kesaksian Ketum PPP tentang asal muasal fitnah PKI dan aseng

Bongkar Terus! Romahurmuzy Blak-Blakan Tentang Obor Rakyat

Bongkar Terus! Romahurmuzy Blak-Blakan Tentang Obor Rakyat
Politik itu kejam kawan. Sekarang kawan besok bisa saja jadi lawan. Makanya harus hati-hati dalam membangun koalisi jahat. Kalau mau jahat, carilah partai yang jahatnya sama seperti partaimu agar semua strategi jahatmu tidak dibeberkan di kemudian hari.
Seperti yang dilakukan Romahurmuzy. Ia membuka rahasia koalisi merah putih yang mendukung Prabowo pada 2014 silam yang penuh dengan fitnah dan hoaks. Meskipun sebenarnya terlambat, tetapi lebih baik daripada tidak sama sekali.
Romahurmuzy memulai dengan membantah fitnah terhadap Jokowi sebagai keturunan PKI dan Tionghoa. Menurutnya, sebenarnya mudah memahami bahwa semua itu hanya fitnah. Jokowi sudah dua periode di Solo sebagai walikota dan sedang menjabat sebagai gubernur DKI pada waktu itu. Semuanya didukung partai yang sama. Artinya, tiga kali Jokowi lolos seleksi KPU tidak ada masalah.
Kenapa justru ketika berhadapan dengan partai pendukungnya dahulu, fitnah itu muncul? Karena semua fitnah itu adalah rekayasa dari partai lawan Jokowi pada 2014.
"Bahkan partai yang sama juga mengusung Pak Jokowi pada Pilgub 2012, tidak muncul isu demikian. Mengapa demikian pada tahun 2014 posisinya berhadapan tiba-tiba muncul isu komunis. Itu artinya ini adalah rekayasa." (Kompas)
Romahurmuzy menjelaskan bagaimana fitnah itu dibuat, dicetak, dibukukan ke dalam satu tabloid Obor Rakyat, dicetak sebanyak 1 juta eksemplar dan disebarkan ke berbagai 28.000 pondok pesantren serta 724.000 mesjid yang tersebar di Pulau Jawa.
Ia membuka ini karena berawal dari pertanyaan ulama tentang munculnya fitnah-fitnah karena ia adalah bagian dari pemenangan Prabowo waktu itu. Dia juga melihat politik semakin hari semakin menghawatirkan. Pertarungan politik sudah mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
"Di antara pemikiran provokatif yang muncul pada saat itu adalah bahwa Pak Jokowi adalah anak seorang tionghoa yang bernama Oey Hong Liong, dan dia adalah aktivis PKI. Itu dibuat, dibukukan, dibakukan ke dalam satu tabloid yang bernama Obor Rakyat." (Kompas)
Ia menjelaskan bahwa ada dua pemikiran waktu itu, yang satu produktif dan yang satunya provokatif. Pemikiran provokatif muncul pada waktu itu adalah bahwa Jokowi keturunan Tionghoa yang merupakan aktivis PKI. Tetapi dia dan tim resmi pemenangan membantah ikut ambil bagian dalam pemikiran negatif itu. Hoaks itu dibuat oleh pendukung tidak resmi. Karena itu dia menolak ketika diminta untuk mengedit Obor Rakyat.
Sekarang jelas bahwa pihak Prabowo pada tahun 2014 lalu berpolitik kotor. Politik seperti ini sudah jelas tidak baik bagi Indonesia ini. Untungnya Prabowo tidak menang Pilpres 2014. Kalau menang tak bisa dibayangkan pemerintahan seperti apa yang akan dibangun. Mungkin saja akan penuh rekayasa, politik kotor dan penuh kebohongan publik.
Kesalahan Romahurmuzy adalah membiarkan fitnah itu tetap menyebar sekalipun dia tahu itu tidak baik. Mungkin kalau dia dengan tegas menolak dan menggagalkan cara-cara seperti itu, kondisi Indonesia saat ini akan jauh lebih baik, tidak ada perseteruan yang pelik.
Tetapi sudahlah, itu sudah berlalu. Tidak ada gunanya menyalahkan masa lalu yang buruk dan mempertahankan rasa sakitnya. Ke depannya semoga Romahurmuzy belajar dari kesalahan ini agar ke depan di kubu Jokowi memegang teguh politik bersih dan berkualitas. Sebab hanya politik berkualitas yang akan menghasilkan pemimpin berkualitas.
Untungnya, sekarang rakyat akan tahu bahwa Prabowo dan kubunya menggunakan cara-cara yang tidak pantas untuk meraih kekuasaan. Sudah pasti pada Pilpres 2019 – sejak Prabowo memastikan akan maju kembali menantang Jokowi – kubu Prabowo akan mengubah strategi kampanye. Selain strategi 2014 ternyata tidak berfungsi secara maksimal, strategi seperti itu sudah ketahuan ke publik. Mereka akan mencari cara-cara baru.
Melihat fenomena politik kubu Prabowo, strategi DKI adalah yang paling ampuh sejauh ini. Strategi ini mampu menghantarkan Anies-Sandi menguasai DKI. Mereka sangat mengapresiasi strategi politik di DKI. Bukan tidak mungkin strategi yang sama akan sanggup menumbangkan Jokowi – yang juga petahana dan memiliki tingkat kepuasan publik yang tinggi.
Tunggu dulu, Jakarta bukan Indonesia. Jakarta hanya bagian kecil dari Indonesia. Menggunakan cara-cara DKI belum tentu akan mampu mengkover seluruh Indonesia. Di DKI, dengan mudah politik SARA mempengaruhi pilihan politik. Tetapi di daerah-daerah Indonesia, politik SARA akan menjadi bumerang bagi siapa pun yang menggunakannya.
Daerah-daerah yang sudah merasakan hasil kerja nyata Jokowi tidak sejahat warga Jakarta. Masak mereka masih mau diadudomba oleh orang yang tidak punya pengalaman. Tidak memilih Jokowi adalah kerugian besar bagi mereka.
Jokowi pun selama ini sudah kenyang dengan seluruh fitnah yang ditujukan kepadanya. Kali ini, Jokowi akan maju dengan kereta peri, yang sudah disucikan dari segala kebusukan-kebusukan yang disematkan lawan. Kali ini, perjuangan Jokowi akan jauh lebih mudah.
Bagi Prabowo dan koalisinya, siap-siap nyungsep. Sebab kebusukan Anda akan dibukakan satu-persatu. Semakin bertingkah, akan semakin tenggelam. Camkan itu.

Haji mabrur

🍂 🌸 🍃<b>Bacalah sampai habis,sangat meng-inspirasi🍂 🌸 🍃

HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN
ulama Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al Hanzhali al Marwazi ulama terkenal di makkah yang menceritakan riwayat ini.
Suatu ketika, setelah selesai menjalani salah satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit. Ia mendengar percakapan mereka :
“Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya malaikat kepada malaikat lainnya.
“Tujuh ratus ribu,” jawab malaikat lainnya.
“Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?”
“Tidak satupun”
Percakapan ini membuat Abdullah gemetar.
“Apa?” ia menangis dalam mimpinya. “Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?”
Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu.
“Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni . Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah.”
“Kok bisa”
“Itu Kehendak Allah”
“Siapa orang tersebut?”
“Sa’id bin Muhafah tukang sol sepatu di kota Damsyiq (damaskus sekarang)”
Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun, Sepulang haji, ia tidak langsung pulang kerumah, tapi langsung menuju kota Damaskus, Siria.
Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Sa’id bin Muhafah.
“Ada, di tepi kota” Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya. Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh,
“Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?” tanya Ulama itu
“Betul, siapa tuan?”
“Aku Abdullah bin Mubarak”
Said pun terharu, "bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?”
Sejenak Ulama itu kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya, akhirnya iapun men ceritakan perihal mimpinya.
“Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?”
“Wah saya sendiri tidak tahu!”
“Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini.
Maka Sa’id bin Muhafah bercerita.
“Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar :
Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. laa syarika
laka.
Ya Allah, aku datang karena panggilanMu. Tiada sekutu bagiMu. Segala ni’mat dan puji adalah kepunyaanMu dan kekuasaanMu. Tiada sekutu bagiMu.
Setiap kali aku mendengar itu, aku selalu menangis
Ya allah aku rindu Mekah. Ya Allah aku rindu melihat kabah. Ijinkan aku datang…..Ijinkan aku datang ya Allah..
Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu.
Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berhaji.
“Saya sudah siap berhaji”
“Tapi anda batal berangkat haji”
“Benar”
“Apa yang terjadi?”
“Istri saya hamil, dan sering ngidam. Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat”
“Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini?
“ya sayang” “Cobalah kau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmat begini. Mintalah sedikit untukku”
"Ustadz, sayapun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh. Disitu ada seorang janda dan enam anaknya.
Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit. Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya.
Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan :
“tidak boleh tuan”
“Dijual berapapun akan saya beli”
“Makanan itu tidak dijual, tuan” katanya sambil berlinang mata.
Akhirnya saya tanya kenapa?
Sambil menangis, janda itu berkata “daging ini halal untuk kami dan haram untuk tuan” katanya.
Dalam hati saya: Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim?
Karena itu saya mendesaknya lagi “Kenapa?”
“Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Dirumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak.
“Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan. Namun bagi Tuan, daging ini haram".
Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang. Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun
menangis, kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah janda itu.
“Ini masakan untuk mu”
Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka.
”Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga. Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi”
Ya Allah……… disinilah Hajiku
Ya Allah……… disinilah Mekahku.
Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak
tak bisa menahan air mata.
( buat yg akan naik haji .... atau yg sdh berhaji.... )
Saudaraku ..................Ingat ...
Ada dua yang tidak kekal dalam diri manusia ! Yakni : Masa Muda dan Kekuatan Fisiknya.
Jangan Lupa ... Ada dua juga yang akan bermanfaat bagi semua orang ! Yakni : Budi Pekerti yang luhur serta Jiwa yang ikhlas memaafkan.
Perhatikan .. Ada dua pula yang akan mengangkat derajat kemulian manusia ! Yakni : Rendah hati dan suka meringankan beban hidup orang lain.
Dan ada dua yang akan menolak datangnya bencana ! Yakni : Sedekah serta menjalin hubungan silaturrahim. Semoga kita menjadi orang orang yang dimuliakan Allah swt aamiin.
.
🍃 Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak, kalo pelit di simpen sendiri juga gak apa apa =D

🍃 Rasulullah S.A.W bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)

🍃 Silahkan Klik Like dan Bagikan di halamanmu agar kamu dan teman-temanmu senantiasa istiqomah dan bisa meningkatkan ketakwaannya kepada ALLAH SWT.
Ya ALLAH...
✔ Muliakanlah orang yang membaca dan membagikan status ini
✔ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
✔ Lapangkanlah hatinya
✔ Bahagiakanlah keluarganya
✔ Luaskan rezekinya seluas lautan
✔ Mudahkan segala urusannya
✔ Kabulkan cita-citanya
✔ Jauhkan dari segala Musibah
✔ Jauhkan dari segala Penyakit,Fitnah,Prasangka Keji,Berkata Kasar dan Mungkar.
✔ Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang
membaca dan membagikan status ini.
Aamiin ya Rabbal'alamin

🍃 NB: JIKA ANDA MENDUKUNG PERJUANGAN DAKWAH FANSPAGE INI, KAMI MINTA DO'ANYA & BANTU SHARE POSTINGAN INI BIAR SEMAKIN BANYAK YANG BISA MEMETIK MANFAAT... DAN SEMOGA BEKAL AMAL JARIYAH BAGI ANDA... AAMIIN…!!!
-
-
-
🍃 SHARE = DAKWAH = PAHALA