Minggu, 09 November 2025

MEMBACA KEBIJAKAN FISCAL DAN ASUMSI MAKRO 2026

Membaca kebijakan fiscal dan asumsi ekonomi makro 2026

Baru – baru ini menteri keuangan Srimulyani Indrawati mewakili pemerintah Indonesia memaparkan pokok pokok kebijakan fiskal dan asumsi ekonomi makro sebagai landasan penyusunan RAPBN 2026 di sidang paripurna DPR RI.

Pemaparan asumsi pertumbuhan ekonomi dan kebijakan fiscal RABN 2026 di sidang paripurna DPR RI menurut saya biasa – biasa saja tidak ada yang Istimewa.Asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2026 hampir sama dengan asumsi RAPBN tahun 2025.

Bila kita menelisik dan menyoroti kebijakan efisiensi anggaran tahun 2025 yang cukup besar,dengan alasan penggunaannya di alihkan untuk kegiatan  produktip demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi tahun 2025 ternyata di mentahkan sendiri oleh pemerintah dengan asumsi RAPBN tahun 2026 itu sendiri,Artinya kebijakan efiesiensi itu tidak mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Mari kita baca asumsi Pemerintah yang disampaikan kepada DPR atas target ekonomi makro dan postur awal RAPBN 2026, antara lain; pertumbuhan ekonomi 5,2-5,8%, inflasi1,5-3,5%, nilai tukar 16.500-16.900, suku bunga SBN 6,6-7,2, ICP 60-80/USD, lifting minyak bumi 600-605 ribu barel/hari, lifting gas bumi  953-1017 setara ribu barel/hari.

Apa yang kita baca dari laporan target ekonomi makro RAPBN 2026 ini adalah: 1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan berada di kisaran 5,2% hingga 5,8% pada tahun 2026.Angka ini menunjukkan kehati-hatian pemerintah dalam perencanaan fiskal dan harapan pertumbuhan konsumsi serta investasi.

2. Suku Bunga SBN: Suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun diasumsikan berada pada rentang 6,6% hingga 7,2%. Perubahan tingkat suku bunga SBN 10 tahun akan berdampak pada sisi belanja negara, terutama pada pembayaran bunga utang

3. Lifting Minyak Bumi dan Gas Bumi:Lifting Minyak Bumi: Target produksi minyak mentah nasional berada di kisaran 600.000 hingga 605.000 barel per hari dan Lifting Gas Bumi: Ditetapkan antara 953.000 hingga 1.017.000 barel Ini menentukan kontribusi sektor migas terhadap APBN.

4. Inflasi 1,5-3,5%: Inflasi adalah tingkat kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan dalam suatu periode waktu tertentu.Ini menunjukkan bahwa pemerintah menargetkan inflasi yang relatif stabil dan terkendali, sehingga tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.

5. Nilai Tukar 16.500-16.900: Nilai tukar adalah harga mata uang asing dalam satuan mata uang domestik.Nilai tukar ini dapat mempengaruhi daya saing ekspor, harga impor, dan inflasi di Indonesia. Jika nilai tukar Rupiah melemah (lebih tinggi), maka harga impor akan meningkat, dan sebaliknya.

Bagaimana kita membaca asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2026 itu bila kita lihat dari pertumbuhan eonomi makro yang sekarang berjalan?Pembaca yang Budiman saya akan mengetenahkan data pertumbuhan ekonomi di tahun 2025 kwartal 3 ini.Dengan adanya data – data tersebut maka kita akan bisa melihat secara jelas asumsi pemerintah itu bisa tercapai atau tidak.

Dari penjelasan di atas Masyarakat perlu tau bahwasannya pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2026 sama seperti tahun 2025,sehingga masyarakat akan tetap melihat pencari kerja di mana-mana,orang nganggur bertambah dan mencari uang untuk keluarga akan semakin sulit.Itulah bacaan saya tentang kebijakan fiskal dan asumsi ekonomi makro tahun 2026 yang di laporkan Menteri keuangan kepada DPR RI.

 

Oleh: YUSDIONO,SE.,M.Ak 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar