Membaca kebijakan fiscal dan asumsi ekonomi makro 2026
Baru – baru ini menteri keuangan Srimulyani Indrawati
mewakili pemerintah Indonesia memaparkan pokok
pokok kebijakan fiskal dan asumsi ekonomi makro sebagai landasan penyusunan
RAPBN 2026 di sidang paripurna DPR RI.
Pemaparan
asumsi pertumbuhan ekonomi dan kebijakan fiscal RABN 2026 di sidang paripurna
DPR RI menurut saya biasa – biasa saja tidak ada yang Istimewa.Asumsi
pertumbuhan ekonomi tahun 2026 hampir sama dengan asumsi RAPBN tahun 2025.
Bila
kita menelisik dan menyoroti kebijakan efisiensi anggaran tahun 2025 yang cukup
besar,dengan alasan penggunaannya di alihkan untuk kegiatan produktip demi mendongkrak pertumbuhan
ekonomi tahun 2025 ternyata di mentahkan sendiri oleh pemerintah dengan asumsi
RAPBN tahun 2026 itu sendiri,Artinya kebijakan efiesiensi itu tidak mempunyai
pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Mari
kita baca asumsi Pemerintah yang disampaikan kepada DPR atas target ekonomi
makro dan postur awal RAPBN 2026, antara lain; pertumbuhan ekonomi 5,2-5,8%,
inflasi1,5-3,5%, nilai tukar 16.500-16.900, suku bunga SBN 6,6-7,2, ICP
60-80/USD, lifting minyak bumi 600-605 ribu barel/hari, lifting gas bumi
953-1017 setara ribu barel/hari.
Apa
yang kita baca dari laporan target ekonomi makro RAPBN 2026 ini adalah: 1. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia diproyeksikan berada di kisaran 5,2% hingga 5,8% pada tahun
2026.Angka ini menunjukkan kehati-hatian pemerintah dalam perencanaan fiskal
dan harapan pertumbuhan konsumsi serta investasi.
2.
Suku Bunga SBN: Suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun diasumsikan
berada pada rentang 6,6% hingga 7,2%. Perubahan tingkat suku bunga SBN 10 tahun
akan berdampak pada sisi belanja negara, terutama pada pembayaran bunga utang
3.
Lifting Minyak Bumi dan Gas Bumi:Lifting Minyak Bumi: Target produksi minyak
mentah nasional berada di kisaran 600.000 hingga 605.000 barel per hari dan Lifting
Gas Bumi: Ditetapkan antara 953.000 hingga 1.017.000 barel Ini menentukan
kontribusi sektor migas terhadap APBN.
4.
Inflasi 1,5-3,5%: Inflasi adalah tingkat kenaikan harga barang dan jasa secara
umum dan berkelanjutan dalam suatu periode waktu tertentu.Ini menunjukkan bahwa
pemerintah menargetkan inflasi yang relatif stabil dan terkendali, sehingga tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
5.
Nilai Tukar 16.500-16.900: Nilai tukar adalah harga mata uang asing dalam
satuan mata uang domestik.Nilai tukar ini dapat mempengaruhi daya saing ekspor,
harga impor, dan inflasi di Indonesia. Jika nilai tukar Rupiah melemah (lebih
tinggi), maka harga impor akan meningkat, dan sebaliknya.
Bagaimana
kita membaca asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2026 itu bila kita
lihat dari pertumbuhan eonomi makro yang sekarang berjalan?Pembaca yang Budiman
saya akan mengetenahkan data pertumbuhan ekonomi di tahun 2025 kwartal 3
ini.Dengan adanya data – data tersebut maka kita akan bisa melihat secara jelas
asumsi pemerintah itu bisa tercapai atau tidak.
Dari
penjelasan di atas Masyarakat perlu tau bahwasannya pertumbuhan ekonomi
Indonesia di tahun 2026 sama seperti tahun 2025,sehingga masyarakat akan tetap
melihat pencari kerja di mana-mana,orang nganggur bertambah dan mencari uang
untuk keluarga akan semakin sulit.Itulah bacaan saya tentang kebijakan fiskal
dan asumsi ekonomi makro tahun 2026 yang di laporkan Menteri keuangan kepada
DPR RI.
Oleh: YUSDIONO,SE.,M.Ak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar