Selasa, 27 Agustus 2019

PAPUA DIACAK ACAK OLEH NEGARA BARAT DENGAN MENGADU DOMBA SATU SUKU DENGAN SUKU YG LAINNYA LEWAT ORANG ORANG RADIKAL

MEMVIRALKAN...!!!!!

*Denny Siregar: Grand Design di Balik Rusuh Papua*

21 August 2019

Oleh: *Denny Siregar*

Sy sampai sekrg tidak percaya bahwa di balik sebuah kerusuhan, tidak ada penggeraknya.

Tidak mudah mengumpul kan massa begitu banyak jika tidak ada logistik besar di belkg nya. Isu yg di bangun boleh macam2, mau politik/ pun agama, ujung2nya selalu kekuasaan yg berorientasi pada ekonomi & penguasaan sumber daya alam.

Rusuhnya Suriah di Timur Tengah juga begitu. Kelompok negara besar gabungan antara blok barat & bbrp negara Islam, sepakat utk menguasai Suriah. Para CEO perusahaan besar, baik dari minyak maupun media, rapat bersama utk meng aduk2 Suriah, karena negara itu sedang mengadakan perjanjian utk
membangun jalur pipa gas terbesar bersama Rusia & China.

Lalu mereka mencari "akar masalah" konflik di targetnya. Sesudah itu gelontoran uang diberi kan utk membangun ke kuatan serta pembelian senjata utk melakukan kudeta. Begitulah cara mereka membentuk ISIS inc yg punya aset Rp 20 triliun dari penjualan minyak & artefak yg mereka rebut dgn menghabisi nyawa.

Cukup Timor Timur yg pisah. Daerah yg lain harus tetap bergandengan tangan bersama.

Pola2nya selalu sama. Di Rwanda, Afrika, perseteruan suku Hutu & suku Tutsi sejak jaman penjajahan diangkat kembali. Lalu dana mengalir dari Perancis utk penguasaan wilayah. Dalam waktu sekian bulan saja, terbantai satu juta jiwa org yg tidak ber dosa.

Jadi ketika melihat rusuh nya Papua Barat sy sudah menduga ada grand design yg sedang dikerja kan di sana. Grand design nya adalah pemisahan diri Papua Barat dari Indonesia lewat referendum. Polanya sama, bikin keributan terus menerus, lalu lembaga internasional seperti PBB akan turun & memaksa Indonesia melaksanakan referendum.

Kalau Papua Barat sudah terpisah dari Indonesia, sumber daya alamnya yg kaya akan dijadikan
"bancakan" oleh perusahaan internasional. Selain itu, pangkalan militer pun akan dibangun di sana utk lebih dekat memantau aktivitas Indonesia.

Rakyat Papua yg miskin tetap akan menjadi mis kin seperti negara2 konflik di Afrika. Karena ke miskinan dekat dgn kebodohan, maka itu akan terus dipelihara supaya perusahaan internasional itu bisa terus mengeruk kekayaan alamnya dgn harga murah. Disebut murah, karena yg mereka lakukan hanya "menyuap" para pejabat & tokohnya saja.

Bagi Indonesia, jika Papua Barat terpisah, maka disintegrasi akan semakin meluas. Aceh juga minta referendum, Bali pun begitu & kelak Indonesia bukan lagi berbentuk negara kesatuan, tapi menjadi negara serikat/ bahkan lebih buruk menjadi kesultanan.

Itulah kenapa mempertahankan kesatuan menjadi begitu penting, apa pun risikonya..

Cukup Timor Timur yg pisah. Daerah yg lain harus tetap bergandengan tangan bersama.

Seruput kopinya.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar