Minggu, 05 Januari 2020

AKHAL SEHAT MEMANG PERLU SDM YANG UNGGUL

Gunakan Akal Sehatmu;
Case Banjir Jakarta tanggal 1 Januari 2020.

Artikel ini sengaja saya tulis dengan kasus Banjir Jakarta 1 Januari 2020.  Pemilihan kasus ini karena pertama kasus ini masih hangat dibenak kita, kedua peristiwanya sendiri yang terjadi banjir di Jakarta tanggal 1  Januari 2020 adalah murni karena curah hujan tinggi, bukan karena kiriman banjir dari Bogor ( banjir kiriman banjir dari bogor butuh proses, antara lain harus ada hujan di kawasan puncak, harus ada indikator bendung katulampa yang mencapai titik siaga 1, dan pada tanggal 1 tersebut,  pukul 14.30 TMA  berada pada  siaga 3 karena kondisi air berada di titik 100 ). Karenanya saya melihat Banjir di Jakarta adalah murni Kebijakan Naturalisasi AB yang tidak jalan dan program terdahulu untuk mengatasi banjir juga tidak dilanjutkan. Bajakan persiapan untuk mengantipasi banjir juga tidak terlihat, padahal BMKG sudah menyampaikan prediksi cuaca. Jadi apa susahnya menganalisa data yang ada untuk mengambil keputusan yang baik guna kemaslahatan warga DKI. Apalagi beberapa hari sebelumnya Jakarta banjir akibat hujan 2 jam dengan intensitas tinggi, mestinya menjadi pembelajaran bagi Pimprov DKI untuk mengantipasi banjir tanggal 1 Januari 2020.

Sangat disayangkan, berbagai komentar di medsos dari pendukung AB, masih membenarkan kebijakan AB, padahal banjir di Jakarta menelan 16 jiwa penduduk terengut. Saya  juga heran dengan pendukung AB nampak gak bisa move on. Boleh jadi pendukung militan tapi harus punya sikap. Jangan asal semua kebijakan AB selalu benar. Pendukung yang baik itu berani mengatakan benar jika benar, berani mengatakan salah jika salah.

Sayang kalau nalar kita tidak dipakai, akibatnya wawasan kita bukan berkembang tapi malah menyusut. Padahal di dalam Al-Qur'an tidak sedikit ayat-ayat dalam  yang menunjukkan dorongan kepada manusia agar menggunakan akalnya untuk hal-hal yang berguna. Salah satunya adalah surat An-Nahl ayat 12 yang artinya,
“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” (QS. An-Nahl : 12).

Akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran. Tidak sedikit ayat-ayat dalam Al-Quran yang menegaskan bahwa akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran mutlak dari Allah. Umumnya kalimat yang digunakan adalah afala ta’qilun (tidakkah kamu berpikir/tidakkah kamu memikirkannya). Salah satu ayat yang dimaksud adalah surat Al-Baqarah ayat 44 yang artinya,
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah : 44).

Karena itu saya melihat AB lalai dalam mengatasi banjir Jakarta yang terjadi tanggal 1 Januari 2020, dan AB bisa di class action oleh masyarakat ( baca artikel saya tanggal 3 Januari 2002, lihat juga https://www.google.com/amp/s/www.law-justice.co/amp/78609/soal-banjir-jakarta-anies-layak-digugat-ke-pengadilan/ dan baca juga di kontan.go.id, " Hotman Paris Minta LBH Layangkan Gugatan Class Action Atas Banjir Jakarta, tanggal  4 Januari 2020 ).

Karenanya pakailah akal sehatmu secara obyektif dalam melihat permasalahan, kesampingkan dulu rasa militanisme, agar kamu bisa menilai salah dan benar.

Semoga kita makin waras.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar