Senin, 05 Oktober 2020

Awas DI/TII mengkambing hitamkan PKI untuk menyembunyikan perbuatanya


 BIN DAN ISU PKI ALAT PROPAGANDA PENGASONG KHILAFAH UNTUK HANCURKAN NKRI


Banyak yang tidak paham. Penyebaran isu PKI dengan berbagai narasi adalah upaya para pengasong khilafah. HTI dan kaum radikal termasuk para teroris ISIS ikut menunggangi. Terkait isu kebangkitan PKI maka Badan Intelijen Negara (BIN) pun dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada satu pun elemen yang menunjukkan adanya gerakan tersebut. Clear.


Artinya? BIN paham betul isu itu dibuat oleh proxy dan untuk kepentingan para proxy. Yang menangguk di air keruh ya kelompok suka gaduh. Ya akhirnya para pembenci Pancasila yang bermain. Kisahnya kembali  ke sebelum Pilpres 2019.


Pasalnya, setelah kegagalan menunggangi Prabowo, malah Prabowo yang menunggangi kaum khilafah, HTI dan kaum radikal kecele. Ternyata Prabowo adalah nasionalis sejati. Ini membuat mereka kesetanan.


Analisis intelijen paling sederhana pun menunjukkannya. Kegagalan dikecoh oleh strategi kaum nasionalis, membuat HTI, teroris, Wahabi mencari jalan lain. Dengan modal besar menguasai BUMN, sumber daya uang, mereka terus bergerak. Strategi yang kini dipakai adalah menunggangi Pancasila. Mengelabuhi publik. Caranya?


Mereka banting setir seolah pembela Pancasila. Mereka membuat isu Pancasila terancam. Mereka menarasikan partai-partai nasionalis dan Jokowi tidak membela Pancasila. Mereka berbicara tentang Pancasila. Sok membela Pancasila.


Padahal mereka sedang berakrobat. Mereka memakai isu untuk menghancurkan Pancasila. Menghancurkan NKRI. Ingin mengganti Pancasila dengan ajaran sesat dan bahlul negara khilafah.


Sebelum kalah telak di Pilres 2019 (yang mana Prabowo berperan besar mengecoh kaum radikal dan pengasong khilafah) mereka berteriak tentang Pancasila yang selalu diperhadapkan dengan narasi hukum tuhan. Ketika Pancasila dan Pemerintah disebut sebagai thoghut, taghut, thaghut. Yang harus diganti dengan paham sesat khilafah.


Kini, para pengasong khilafah, teroris, dan Wahabi menunggangi kepentingan koruptor, politikus gelandangan, politikus trondolo, kadrun, mengangkat isu Pancasila yang diisukan sebagai terancam. Padahal mereka sedang mengelabuhi. Menipu umat Islam, publik umum. Dengan menjadi pahlawan kesiangan, yang seolah membela Pancasila. Padahal mereka perusak Pancasila dan NKRI.


Maka sesungguhnya isu gembar-gembor tentang kebangkitan PKI, tentang terancamnya NKRI, soal Pancasila, saling terkait. Yakni mereka sedang menunggangi, bermanuver, berakrobat, yang sejatinya justru mereka yang akan mengganti Pancasila.


Jangka pendeknya mereka membikin gaduh. Kegaduhan yang terkait dengan sumber daya, duit, korupsi, perampokan, perebutan akses sumber daya alam, hegemoni politik. Kegaduhan yang disebabkan ketidakpuasan. Maka yang berteriak-teriak soal kami kami dan kami adalah pula kaum pengasong, tukang asongan nasi bungkus Cendana.


Jadi, biarkan mereka menonton film jadul G30 S PKI, biarkan mereka menonton setiap hari kalau perlu diputar setiap hari di TV-oon. Namun rakyat Indonesia yang waras, BIN, dan aparat TNI/Polri paham gerombolan yang harus dipelototi terkait isu kebangkitan PKI, yakni; teroris, pengasong khilafah, dan Wahabi. Permainan perang proxy tingkat rendah yang gampang ditebak. (Ninoy N Karundeng).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar