Sabtu, 13 Desember 2014

Politik plin plan

Munas Golkar kubu ARB di Bali membuat keputusan salah satunya untuk memperjuangkan UU pemilu kada lewat DPRD.Tidak lama kemudian SBY sebagai ketua umum partai Demokrat menulis di Twitter Demokrat tidak bisa berkoalisi dengan partai yang tidak mempunyai pendirian dan yang mengingkari janjinya.Sby dengan agak kesal mengatakan berpolitik itu harus lurus tidak plint plan dan menghormati kejujuran dan di saat itu pula SBY memerintahkan ketua praksi untuk merapat dan berhubungan dengan kubu KIH yang telah memperjuangkan UU pemilukada langsung.                       Instruksi itu Pun di tindak lanjuti oleh SBY sendiri sebagai ketua umum partai Demokrat menemui Presiden Jokowidodo dan Jk di istana Presiden.Pembiaraan kedua tokoh besar itu digelar di istana dengan tertutup.Setelah selesai pembicaraan antara Presiden ke 7 dengan mantan Presiden ke 6 itu lalu mengadakan jumpa pers dan dengan gaya yang masih sama santun SBY mengatakan bahwa SBY mendukung Perpu itu dan berharap KIH bisa memberi dukungan terhadap Demokrat.dengan lugu pula Jokowidodo mendukung Perpu itu dan berharap SBY dan Demokrat bergabung dengan KIH.          Selang beberapa hari perdebatan demi perdebatan terus berlanjut dan sampai ada penafsiran KMP akan pecah koalisi,dan entah dari mana datangnya wangsit arb dan Prabowo mendatangi rumah SBY di puri cikeyas dan mengatakan Golkar dan Gerendra mendukung Perpu pemilu kada langsung.Sedang sebelumnya tokoh tokoh partai itu dengan lantang dan berbagai argumentasinya tetap mendukung pemilukada lewat DPRD bahkan ada salah satu tokoh politik dari Gerendra yang menuduh SBY pecitraan dan pembohong karena menurut dia perjanjian itu tidak ada.Nah politik pecitraan dan plin plan itulah ternyata di tampilkan mereka di media masa.bahkan belum kering ludah itu mereka berani menjilatnya.Antara yg tidak mau politik yang tidak punya karakter dengan politik yang mengingkari janji.                                                                                                                             Politik tokoh itu memang unik bahkan sangat tidak masuk akal demi citra dan kekuasaan.Biarlah bangsa ini mencatat sendiri sejarahnya dan menilai sendiri mana yg tulus demi rakyatnya dan mana yg hanya mementingkan kelompoknya saja.Pembuktian itu ada di tahun 2019 siapa yang menang dan siapa yang tenggelam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar