Jumat, 19 Desember 2014 , 06:04:00
Tanggul titik 73 yang jebol karena tidak mampu menahan air hujan di tempat penampungan. Foto: Sugeng Deas/Jawa Pos/JPNN.com
JAKARTA –
Pemerintah akhirnya memastikan menalangi sisa ganti rugi untuk korban
luapan lumpur yang menjadi tanggungan PT Lapindo. Dana Rp 781 miliar
dibayarkan dari dana APBN tahun depan.
Keputusan tersebut diambil setelah
Presiden Joko Widodo mengadakan rapat dengan Menteri PU dan Perumahan
Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menkeu Bambang Brodjonegoro. Gubernur
Jatim Soekarwo dan Bupati Sidoarjo dikabarkan ikut serta.
”Diputuskan oleh rapat tadi, pemerintah
akan membeli tanah itu Rp 781 miliar,” ungkap Basuki seusai rapat di
Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/12). Meski demikian, dia menambahkan,
dana yang akan dikeluarkan pemerintah itu tidak hanya untuk luasan tanah
senilai Rp 781 miliar itu.
”Tapi, Lapindo harus menyerahkan
keseluruhan tanah yang ada di peta terdampak,” imbuh mantan ketua Badan
Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) tersebut.
Basuki juga menyatakan, langkah
pemerintah tersebut terpaksa diambil karena Lapindo menyatakan tidak
memiliki kemampuan lagi untuk melunasi atau membeli tanah para korban
yang belum terbayar. Dari total ganti rugi Rp 3,8 triliun, Lapindo hanya
bisa mengganti Rp 3,03 triliun.
Pada kesempatan tersebut, dia juga
menegaskan bahwa niat pemerintah tidak sekadar membeli tanah yang
seharusnya menjadi tanggungan Lapindo. Namun, itu lebih pada keinginan
untuk membantu masyarakat yang rumahnya terkena dampak lumpur tersebut.
”Para korban sudah delapan tahun menunggu ganti rugi itu,” tegasnya.
Dengan keputusan terakhir tersebut,
pemerintah berharap BPLS bisa bekerja lebih baik dalam menangani lokasi
lumpur. Khususnya, memperbaiki tanggul untuk mencegah dampak yang lebih
luas lagi di luar peta terdampak.
Skemanya, Lapindo akan menyerahkan
seluruh sertifikat tanah area terdampak kepada pemerintah. Bila dalam
empat tahun dana Rp 781 miliar tidak dilunasi, tanah tersebut akan
disita pemerintah.
”Saya kira itu (empat tahun, Red) cukup
fair karena semangatnya adalah untuk rakyat. Saat ini tidak ada cara
lain,” imbuh Basuki. (dyn/c6/end)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar