Kamis, 31 Oktober 2019

Menko Polhukam yang cerdas dan tegas

Mencerdaskan nih

MMD. "SEKARANG SAYA MENKOPOLHUKAM, SAYA TANTANG KALIAN..."

Penampilan Mahfud MD sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Kabinet kedua Jokowi di acara ILC dengan tajuk “Kabinet Indonesia Maju Yang Menangis dan Tertawa", sungguh sangat memukau sekali.

Mahfud MD muncul sebagai pembicara kedua setelah Hendri Satrio yang panjang lebar menguraikan analisa cara Jokowi memilih menteri. Lalu Karni Ilyas meminta Pak Menkopolhukam untuk menanggapi analisis Hendri Satrio. Dengan santai Mahfud MD mengatakan, “Itu analisis Hendri Satrio. Namanya analisis, tentu orang lain juga memiliki analisis yang lain, Saya tidak akan membahas itu” hahahaaa belum apa-apa sudah memukul, memang tidak penting juga sih analisis Hendri Satrio ini. Apalagi isi analisa dia tidak ada yang istimewa, sangat standar dan kita sendiri sudah sering membaca atau mendengarnya.

Pada malam itu Mahfud MD lebih tertarik untuk menjabarkan tujuan yang digariskan untuk mencapai visi yang ditentukan oleh Presiden, salah satunya adalah Deradikalisasi, yang akan dioperasionalkan oleh pemerintah untuk lima tahun ke depan, untuk menjamin jalannya pemerintahan secara baik dalam rangka menuju kemakmuran sesuai dengan tujuan Negara.

Sebuah kata pembuka yang sangat sophisticated, determined, formal, tapi santai dalam waktu yang bersamaan. Aura Mahfud MD sebagai sosok Menteri Koordinasi Politik, Hukum dan Keamanan begitu memancar disokong oleh gelar dan keahlian yang dia miliki. Setiap kata yang dia ucapkan seakan menjadi sebuah hukum yang menentukan. Lalu Mafhud MD melanjutkan…

“Saya akan bicara hubungannya Deradikalisasi itu dengan persoalan agama yang sering disalahpahami” Saya langsung tersenyum. Sungguh sebuah ancang-ancang yang kuat. Apalagi kalau kita melihat orang-orang yang hadir dan duduk sebagai tokoh pembicara di acara di ILC malam itu. Ada Haikel Hassan PA 212, Agus Subagio Pengamat Kebijakan Publik, Akbar Faizal Nasdem, Fadli Zon Gerindra, Gazali Effendi Pakar Komunikasi Politik, Inaz Nazrulah Zubair Hanura, Ngabalin tentu saja, Kapitra Ampera PDI Perjuangan, Bambang Harimurti wartawan, Fuad Bawazair, dan Salim Haji Said yang nanti akan menjadi The Wrapping up.

Mahfud MD selain seorang Pakar Hukum Tata Negara yang mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, juga seorang yang dikenal sangat menekuni agama Islam. Tanpa basa basi, Mahfud MD memulai mimbarnya dengan mengungkapkan keberatannya terhadap sekelompok orang yang memplintir pernyataannya tentang kata Kafir. “Saya tidak pernah mengatakan dilarang mengatakan kafir. Yang saya bilang adalah kita tidak boleh mengkafir-kafirkan orang lain atau bersikap takfiri!”. Setelah merasa puas dengan protesnya, Mafhud MD mulai masuk pada inti pemaparan tentang Khilafah dan sistem Khilafah, yang dia kupas dari sisi agama Islam.

“Di dalam Islam, ada ajaran tentang Khilafah. Nanti saya bacakan dalil-dalilnya. Tapi di dalam Islam itu tidak ada ajaran tentang Sistem Khilafah!”

See? Kalian lihat perbedaannya bagaimana dulu Wiranto sebagai Mekopolhukam dan sekarang Mahfud MD menjabat posisi yang sama menyampaikan isu yang maha penting ini? Siapa di antara keduanya yang lebih mengena akal dan pikiran kita? Saya berani mengatakan Mahfud MD. Wiranto juga bagus, namun status dia yang seorang Jendral TNI dengan sejarah yang agak kelam di masa lalu, menghalangi seluruh keilmuannya tentang politik hukum dan keamanan. Wiranto sebagai Menkopolhukam sepertinya lebih bermanfaat ke dalam memberi masukan pada presiden dan para menteri yang ada di bawahnya, daripada ke luar memberikan penjelasan pada rakyat Indonesia.

Panjang lebar, dengan melantunkan beberapa kutipan ayat dari Kitab Suci Al-Quran, Mahfud MD sangat lancar mengupas dan menguliti apa itu Khilafah dan apa itu sistem Khilafah. Mahfud MD seperti sedang mengajari orang-orang yang duduk di depannya, terutama si utusan dari PA 212. Hingga kemudian dengan lantang Mahfud MD berkata, “Jadi Khalifah itu, Khilafah itu, di dalam khasanah Islam, ADA. Tetapi tidak ada sistem pemerintahan di dalam Islam itu. Sistemnya Bebas berdasarkan pilihannya sendiri sehingga Negara kita Negara Republik Indonesia ini sistem pemerintahannya sudah sesuai dengan Islam. Karena Islam Tidak Mengajarkan Sistem. Coba saya tanya yang suka ngajak-ngajak ke Khilafah itu, sistemnya seperti apa? Saya mau ikut kalau ada. Sekarang saya jadi Menkopolhukam, kalau ada yang punya dalil Al Quran dan HAdist bahwa Sistem Pemerintahan itu ada menurut Islam, saya akan ikut dan saya akan mengkampanyekannya!!”

Kalau sudah begini, dengan seluruh keilmuannya yang dimiliki oleh Mahfud MD, siapa yang berani menentang? wkwkwk,..

Setelah itupun Mahfud MD masih terus memaparkan dalil-dalil Islam tentang sistem pemerintahan yang berbeda yang sah dan sudah sesuai dengan Agama Islam dan dengan penekanan suara, Mahfud MD menyatakan bahwa sistem pemerintahan yang dijalankan di Indonesia sekarang sudah sangat sesuai dengan ajaran Islam. “Oleh karena itu jangan mengkafir-kafirkan orang karena berbeda cara bernegara!”

Sekarang kita mulia melihat benang merah antara protes Mahfud MD terkait pernyataannya tentang kata Kafir yang diplintir oleh sekelompok orang dan Khilafah. selanjutnya akan kemana MAhfud MD membawa kita? Itu datang setelahnya,...

Ibarat seorang peselancar yang sangat professional, berdiri tegak di atas papan selancar dan meluncur dengan tenang melewati ombak besar yang menghadang. Mahfud MD masuk ke ranah pembicaraan tentang radikalisasi dengan sangat luwes tanpa memotong benang merah tadi…

“Kenapa sekarang kita di sini ada gerakan kofar kafir? Kita sudah hidup nyaman-nyaman selama puluhan tahun rukun beragama, lalu sekarang muncul kaum-kaum takfiri itu yang selalu ingin mengkafirkan orang. Dan Saudara Itulah Yang Disebut Radikal!! Tetapi jangan salah paham ya, kalau kata radikal seakan-akan kita menuduh orang Islam radikal. TIdak! Orang Islam Justru Tidak Radikal Di Indonesia Ini!!” Jelas sekali yach,.. lanjut,...

“Ada seorang tokoh baru kemarin bilang nich ‘Umat Islam tersinggung karena pemerintah menuduh orang Islam radikal!’, pemerintah yang mana yang nuduh? Pemerintah tidak pernah bilang orang Islam itu radikal. Tapi Ada Orang Islam Yang Melakukan Gerakan Radikal Itu Pasti!! Dan sudah banyak. Melalui dunia pendidikan,..” Hasan Haekal mesem-mesem nggak enak duduk.

Ini catatan kedua untuk saya, setelah mencatat tentang perbedaan antara Khilafah dan sistem Khilafah, sekarang tentang perbedaan antara radikal dan gerakan radikal.

Kemudian ini yang menarik, Mahfud MD menantang para pembuat hoax! hahahaaa…

“Saya Islam, maksudnya, saya dan anda yang di medsos yang selalu membuat ‘hit and run’, nyerang lalu lari menghilang, ketika ditanya mana dalilnya, ayo ketemu, tidak ada. SAYA TANTANG KALAU BENAR ANDA MENEMUKAN SATU SISTEM YANG DIAJARKAN PERSIS OLEH YANG ALQURAN, ALHADIST, TENTANG KHILAFAH, SAYA AKAN JADI PENGIKUTNYA…”

Sampai akhirnya, Mahfud MD menutup mimbarnya yang berdurasi hampir setengah jam itu dengan sebuah penjelasan tentang pembubaran HTI dimana saat ini kita semua masih melihat pentolan-pentolannya bebas berkeliaran, berbicara dan berkumpul menyampaikan dalil-dalil mereka. Tidak seperti dulu waktu PKI dibubarkan orang-orangnya ditangkap dan dihukum. Dan penjelasan ini menjadi catatan saya yang ketiga bahwa pemerintah sekarang sudah sangat baik karena HTI dibubarkan Hanya Dari Sudut Hukum Administrasi Bukan Dari Sudut Hukum Pidana. Kalau HTI dibubarkan dengan sudut hukum pidana, jelas, sudah ditangkapi mereka semua. Di dalam hukum Administrasi, tindakan hukum itu diambil sebelum ke Pengadilan. Kalau di dalam hukum pidana, kita bawa ke pengadilan dulu baru dihukum.

Pembubaran HTI dari sudut Hukum Administrasi, sama halnya ketika pemerintah membubarkan sebuah perusahaan yang membakar hutan. Perusahaannya dibubarkan, tetapi orang-orangnya tidak dihukum, hanya perusahaannya saja sudah tidak bisa lagi melakukan kegiatan usaha.

Paham di sini, kawan-kawan?

Menohok, mengena, tepat sasaran, pas, menyentil, mencubit, perih, malu, menjadi tolol, itu adalah impact dari kalimat-kalimat yang diucapkan oleh Mahfud MD terhadap kelompok pengusung khilafah, kelompok radikal, kelompok yang hobi mengkafir-kafirkan, kelompok takfiri dan kelompok ormas berbasis agama Islam.

Lucunya, orang-orang yang hadir di acara ILC itu mulai terlihat sibuk membuat oretan-oretan di kertas mereka masing-masing. Saya pikir mereka sedang menulis pertanyaan untuk Menteri Menkopolhukam, ternyata bukan. Mereka mencatat rencana isu-isu yang akan diserangkan pada pemerintah yang baru, setelah isu khilafah dibabat tuntas oleh Mentri Menkopolhukamnya, tanpa meninggalkan celah sedikitpun juga.

Dan benar saja, setelah Mahfud MD selesai berbicara dan pergi, orang-orang itu mulai mengalihkan isu pembicaraan dari isu “mengapa susunan kabinet sekarang dibentuk seperti mau berperang dengan khilafah” ke isu ekonomi dan isu lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar