Sabtu, 20 April 2019

PRABOWO SUBIYANTO TIDAK MAU MENJAWAB JURNALIS ASING BAGAIMANA KALAU KPU MEMGUMUMKAN KEMENANGAN UNTUK JOKOWIDODO APA PENDAPAT ANDA

Jawaban Konyol Prabowo Dari Pertanyaan Jurnalis Asing Buktikan Prabowo Tak Siap Kalah

 Xhardy . 3 hours ago . 4 min read . 0
Jawaban Konyol Prabowo Dari Pertanyaan Jurnalis Asing Buktikan Prabowo Tak Siap Kalah
Ternyata menerima kekalahan tidak ada dalam kamus Prabowo Subianto. Setelah hasil quick count dirilis, Prabowo mengatakan berbagai alasan mulai dari kecurangan masif, lembaga survei abal-abal disuruh pindah ke Antartika, tapi hanya percaya dengan survei sendiri yang memenangkannya dengan cara yang aneh. Intinya jelas, Prabowo tidak mau mengaku kalah. Bukan malu, tapi memang tidak mau, mungkin dikarenakan sudah terlanjur bernafsu meraih kekuasaan setelah 10 tahun menahan hasrat tersebut.
Satu pertanyaan yang mungkin muncul dalam benak kita adalah, bagaimana kalau seandainya hasil resmi KPU tidak beda dengan hasil quick count yang memenangkan Jokowi dan Ma'ruf Amin?
Prabowo sempat mendapat pertanyaan tajam dari jurnalis asing, mengenai apa yang bakal dilakukan dirinya kalau KPU justru mengumumkan sang rival, Capres dan Cawapres nomor urut 1 Jokowi-Maruf Amin sebagai pemenang Pilpres 2019. Hal tersebut diungkapkan seorang jurnalis asing ketika Prabowo saja menyudahi pidato deklarasi klaim kemenangannya dalam Pilpres 2019.
Pidato tersebut diucapkan Prabowo di depan kediamannya, Jalan Kertanegara.
"If it’s officially announced what do you plan to do next (Kalau KPU secara resmi mengumumkan Jokowi-Maruf pemenang pemilu, apa yang akan anda lakukan ke depan)?” tanya si jurnalis.
Mendapat pertanyaan tersebut, Prabowo yang baru mendeklarasikan kemenangan dirinya tak menjawab. Prabowo balik bertanya, pengumuman apa yang dimaksud. Dia lantas mempertanyakan, apakah jurnalis asing itu bisa bahasa Indonesia.
"What announcement? Do you speak Indonesian?” Prabowo meminta jurnalis asing itu lebih dulu belajar bahasa Indonesia dan mempelajari situasi yang sebenarnya terjadi.
“Do you know what really happened? Then (learn Bahasa) Indonesian first,” katanya. Prabowo kemudian langsung menyudahi sesi wawancara dan bergegas masuk ke dalam rumahnya.
Kenapa minta jurnalis asing berbahasa Indonesia? Apakah Prabowo tidak paham Bahasa Inggris? Atau dia tidak tahu ada media Jakarta Post ya?
Dari jawabnnya saja sudah terlihat jelas kalau Prabowo enggan menjawab, yang artinya dia tidak mau menerima kekalahan. Tak ada opsi lagi untuk mundur. Kalau tidak, ngapain dia bertindak gila dengan mendeklarasikan kemenangan dengan terburu-buru dan gegabah? Justru karena tidak mau kalah, makanya dia nekat.
Nekat mendeklarasikan dirinya menang padahal hasil quick count berkata sebaliknya.
Nekat mengaku dirinya menang meski hasil KPU resmi belum final.
Nekat mengatakan lembaga survei tidak netral dan abal-abal, padahal kalau nanti hasilnya tepat, Prabowo dan gerombolan stresnya bisa dilaporkan balik karena melakukan pembohongan.
Nekat mendeklarasikan kemenangan hingga tiga kali, dengan raihan suara yang spektakuler mencapai 62 persen.
Nekat sujud syukur untuk kedua kalinya, padahal keledai pun tidak akan jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.
"Saya Prabowo Subianto menyatakan, bahwa saya dan saudara Sandiaga Salahuddin Uno mendeklarasikan sebagai kemenangan sebagai presiden dan wakil presiden RI tahun 2019-2024. Itu berdasarkan perhitungan lebih dari 62 persen perhitungan real count yang telah direkapitulasi," kata Prabowo. Dia mengungkapkan deklarasi tersebut dipercepat, karena telah mendapat sejumlah bukti kecurangan-kecurangan di daerah.
Pemain yang bertanding tapi tidak siap kalah yang sangat bikin pusing kepala. Mau menang saja tapi tidak mau terima kekalahan. Bagusnya bertanding sendiri saja, menang sendiri, tidak kalah, dan juara sendiri, puas kan?
Prabowo entah sadar atau tidak dengan ekspresi Sandiaga saat menemani deklarasi kemenangan, belum lagi instruksi SBY yang meminta kader untuk berbuat melenceng dari konstitusi. Belum lagi partai lain yang seolah menarik diri dari kegilaan ini.
Apa susahnya menunggu hasil KPU? Dari dulu asik teriak curang curang curang. Bagaimana kalau nanti, misalnya saja KPU memenangkan Prabowo? Apakah dia akan melunak dan senyum lalu mengakui kemenangan itu? KPU yang selama ini dipojokkan?
Ini mirip dengan Pilkada DKI Jakarta di mana lembaga survei merilis hasil quick count yang memenangkan Anies-Sandiaga, Prabowo tidak protes. Tidak ada tudingan KPUD curang. Tidak ada sindiran lembaga survei abal-abal.
Tindakan Prabowo ini sebenarnya mencoreng citra dirinya yang sudah buruk beberapa waktu lalu sejak kampanye. Dulu sering bikin blunder. Sekarang Bikin kekonyolan yang luar biasa. Ciri-ciri orang yang tidak negarawan. Tak bisa terima kekalahan.
Tak bisa sabar tunggu hasil KPU.
Bagaimana menurut Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar